KETERKAITAN ANTARA
ILMU DAKWAH DENGAN
KOMUNIKASI
MAKALAH
Disusun Guna
Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Ilmu
Dakwah
Dosen Pengampu
: Kholisin. S.Sos.I, M.S.I
Disusun Oleh :
Fatkhiyah Eka Himawati (1501036010)
Khoirinida Ulfa (1501036014)
Anisa Rochmiana (1501036015)
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2016
BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi dan dakwah adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan atau satu
sama lain saling terkait. Keduanya merupakan disiplin ilmu yang berdiri
sendiri, namun dalam praktik serta aplikasinya selalu terpadu antara satu
dengan lainnya serta saling menunjang.[1]
Kenyataan
menunjukkan bahwa banyak pesan dakwah tidak sampai kepada sasaran, karena dai
(komunikator) tidak mampu berkomunikasi secera efektif. Hal ini disebabkan karena ketidakmampuan menuangkan pesannya dalam bahasa
yang baik dan benar. Seolah-olah dakwah yang disajikan kering, gersang dan
hambar. Bahasanya tidak bergaya, mad’u (komunikan) tidak memahami apa
yang disampaikannya, minat dan interest mad’u hilang dan komunikasi
tidak terjalin.
Komunikasi efektif mempunyai nuansa dan varian sesuai dengan kepentingan
dan tujuannya. Walaupun pada prinsipnya tujuannya sama, yakni bagaiman pesan
komunikasi yang disampaikan dapat diserap, dihayati, dan direspon oleh
komunikan secara positif.[2]
Karena itu, komunikasi sebagai sarana vital sangat menunjang bagi
terlaksananya dakwah. Sehingga pemahaman dai tentang ilmu tersebut akan
memberikan arti penting bagi suksesnya dakwah. Yakni terlaksananya ajaran Islam
dengan tegaknya amar makruf dan nahi munkar.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan Komunikasi Dakwah?
2.
Apa dasar dan hukum Komunikasi Dakwah?
3.
Apa saja unsur-unsur serta tujuan dalam
Komunikasi Dakwah?
4.
Bagaimana hubungan proses komunikasi dengan
penyampaian pesan dakwah?
5.
Bagaimana Karakteristik proses komunikasi dakwah?
6.
Bagaimana bentuk-bentuk komunikasi dalam
penyampaian pesan dakwah?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Komunikasi Dakwah
Antara komunikasi dan dakwah
sebenarnya terdapat persamaan dalam proses pelaksanaannya, karena pada dasarnya
dakwah itu merupakan suatu bentuk komunikasi yang khas yang membedakan dirinya
dari bentuk komunikasi yang lain pada umumnya. Perbedaan itu terletak pada :
sumber, pesan, metode, tujuan, dan penerima. Dakwah dapat memenuhi kriteria
komunikasi sbb:
1.
Who : setiap pribadi muslim.
2.
Says What : Pesan-pesan Alqur’an dan sunnah serta
penjabarannya.
3.
To Whom : kepada manusia pada umumnya.
4.
In Which Channel : memakai media/ saluran dakwah
apa saja yg sah secara hukum.
5.
With What Effect : terjadinya perubahan tingkah
laku, sikap, dan perbuatan sesuai dengan psan-pesan yang disampaikan oleh
komunikator. (perubahan disebut dengan istilah amal saleh).[3]
Dengan demikian, dapat kita
formulasikan pengertian komunikasi dakwah itu sebagai: Suatu bentuk komunikasi
yang khas dimana seseorang (da’i-komunikator) menyampaikan pesan-pesan
(message) yang bersumber atau sesuai dengan ajaran Alqur’an dan sunnah, dengan
tujuan agar orang lain (komunikan) dapat berbuat amal shaleh sesuai dengan
pesan-pesan yang disampaikan tersebut.[4]
B.
Dasar dan Hukum Komunikasi Dakwah
Pelaksanaan komunikasi dakwah didasarkan pada
ajaran agama Islam yaitu: alqur’an dan hadist. Adapun ayat yang menjadi dasar
pelaksanaan komunikasi dakwah didalam lingkup mahasiswa adalah:
ولتكن منكم امة يدعون إلىالخير ويأ مرون بالمعروف وينهون عن المنكر و أولئك هم
المفلحون
{ال عمران: 104}
Artinya: “dan
hendaklah diantara kamu ada sebagian umat yang menyeru kepada kebajikan dan
mencegah kemunkaran, merekalah orang-orang yang beruntung”. (Q.S Ali-Imran :104)
من رأئ منكم منكرا ﻓﻠﻳﻐﻴﺮﻩ ﺑﻴﺩﻩ ﻓﺄن لم يستطع فبلسا نه ﻓﺄن لم ﻳﺴﺘﻃﻊ ﻓﺒﻘﻠﺒﻪ سو
ﺫﻟﻚ ﺍﺿﻌﻑ ﺍﻻﻳﻣﺎﻥ
Artinya: “ barang
siapa diantara kamu melihat kemunkaran, maka hendaklah ia mengubahnya (mencegahnya)
dengan tangannya, apabila ia tidak sanggup, maka dengan hatinya dan itulah
selemah-lemahnya iman” (H.R. Bukhari)
C.
Unsur-unsur dan Tujuan Komunikasi Dakwah
1.
Unsur-Unsur Komunikasi Dakwah
Kalau diperhatikan secara seksama dan mendalam, maka
pengertian daripada dakwah itu tidak lain adalah komunikasi. Hanya saja yang
secara khas dibedakan dari bentuk komunikasi yang lainnya, terletak pada cara
dan tujuan yang akan dicapai. Untuk mencapai tujuan itu diperlukan adanya usaha
agar tercapai tujuan tersebut yang meliputi unsur-unsur komunikasi dakwah yang
telah dijelaskan diatas bahwa antara komunikasi dakwah dengan dakwah hampir
sama oleh karena itu, unsur-unsur komunikasi dakwah sama isinya dengan
unsur-unsur komunikasi dakwah.
Unsur-unsur pelaksanaan kegiatan komunikasi dakwah
adalah sesuatu yang harus ada, bagian-bagian yang terkait, yang membentuk satu
kesatuan fungsi dalam pelaksanaan kegiatan komunikasi dakwah. Unsur-unsur
tersebut adalah:
1). Subyek Komunikasi
Dakwah
Suatu kegiatan dakwah akan
mencapai tujuan komunikasi dakwah yang sesuai dengan ajaran agama Islam, maka
membutuhkan beberapa persyaratan diantaranya Da’i, yang mempunyai tugas
memberikan masukan-masukan demi terciptanya jiwa yang baik kepada sasarannya. Subyek
dakwah atau Da’i itu sendiri berarti orang yang melaksanakan tugas-tugas
dakwah.
Menurut Ahmad Suyuti Da’i
atau مبالغ adalah berasal dari
bahasa Arab " بلغ– يبلغ"yang
berarti orang yang menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat penerima dakwah.[5]
Menurut Muriah dalam
bukunya yang berjudul Metodologi Dakwah Kontemporer bahwa Da’i dibagi menjadi
dua kriteria yaitu umum dan khusus. Secara umum adalah setiap muslim dan
muslimat yang berdakwah sebagai kewajiban yang melekat tidak terpisahkan dari
misinya dari sebagai penganut Islam sesuai dengan perintah "بلغو عنىولوآية". Sedangkan secara khusus adalah
mereka yang mengambil keahlian khusus dalam bidang dakwah Islam dengan
kesungguhan dan qodrah khasanah.[6]
Dari beberapa definisi di atas
penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa Da’i adalah orang yang menyampaikan
ajaran Islam atau risalah Allah kepada seseorang atau kelompok sebagai sasaran
dakwahnya dengan cara lisan, tulisan, ataupun perbuatan yang nyata.
2. Tujuan Komunikasi Dakwah
Islam adalah agama yang berorientasi kepada amal
shaleh, dan menghindarkan pemeluknya maupun bukan pemeluknya dari perbuatan
atau amal yang munkar. Amal shaleh yang dimaksudkan sudah barang tentu semua
tingkah laku yang selaras sesuai dengan pedoman-pedoman dasar agama,yaitu al
Qur’an dan Sunnah Rosulullah
Salah satu tugas Rosulullah Muhammad SAW adalah
membawa amanah suci berupa menyempurnakan akhlak yang mulia kepada manusia. Dan
akhlak yang mulia ini tidak lain adalah Al Qur’anul karim itu sendiri sebab
hanya kepada Qur’an sajalah setiap pribadi muslim itu berpedoman.tujuan dakwah
dalam arti luas adalah menegakkan ajaran agama Islam pada setiap insan baik
individu maupun masyarakat. Allah berfirman:
والله يدعو الى الجنة والمغفرة باذنه ويبين ايته للناس لعلهم يتذكرون (البقرة:
221)
Artinya: “Dan Allah menyeru kepada jalan ke surga dan
ampunan dengan izin-Nya, dan dia menerangkan ayat-ayatnya kepada manusia agar
manusia memperoleh pelajaran.” (Q.S Al-Baqarah: 221).[7]
Firman Allah tersebut secara tegas mengajak manusia
agar senantiasa beramak shaleh yang menyebabkannya dapat memasuki surga Allah.
Disamping itu, Allah juga mengajak manusia menuju kepada ampunan-Nya, jangan
menyekutukan-Nya serta jangan memenuhi hawa nafsu.
Terwujudnya Islam sebagai Rahmatan lil ‘alamin bagi
seluruh alam, tidak lepas dari usaha aktivitas dakwah itu sendiri dari segi
hirarki, tujuan dakwah dapat dibagi menjadi dua macam yaitu tujuan umum dan
tujuan khusus. Tujuan umum dakwah adalah merupakan sesuatu yang hendak dicapai
dalam seluruh aktivatas dakwah. Sedangkan tujuan khususnya yaitu agar seluruh
pelaksanaan komunikasi dakwah dapat jelas diketahui kemana arahnya ataupun
jenis kegiatan apa yang hendak dikerjakan kepada siapa berdakwah dengan cara
bagaimana dan sebagainya secara terperinci sehingga tidak terjadi overlapping
antara juru dakwah yang satu dengan yang lain yang hanya disebabkan masih
umumnya tujuan yang hendak dicapai.[8]
Dalam konteks ini, dakwah tidak hanya sekedar
berkhotbah di masjid,tetapi dakwah merupakan suatu aktivitas pribadi muslim
dalam segala aspeknya. Dakwah dapat menyorot semua bidang.
Dengan demikian, secara sederhana dapat disimpulkan
bahwa tujuan dari komunikasi dakwah itu adalah:
1). Bagi setiap
pribadi muslim: dengan melakukan dakwah berarti bertujuan untuk melaksanakan salah satu
kewajiban agamanya, yaitu Islam
2). Tujuan
daripada komunikasi dakwah ini, adalah terjadinya perubahan tingkah
laku, sikap atau perbuatan yang sesuai dengan pesan-pesan (risalah) Alqur’an
dan sunnah.
D.
Hubungan Proses Komunikasi dengan Penyampaian
Pesan Dakwah
Dalam ajaran Islam, komunikasi mendapatkan tekanan yang cukup kuat bagi
manusia sebagai anggota masyarakat, dan sebagai makhluk Tuhan, Allah Berfirman
:
ضُرِبَتْ
عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ أَيْنَ مَا ثُقِفُوا إِلَّا بِحَبْلٍ مِنَ اللَّهِ وَحَبْلٍ
مِنَ النَّاسِ وَبَاءُوا بِغَضَبٍ مِنَ اللَّهِ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ
الْمَسْكَنَةُ ۚ ذَٰلِكَ
بِأَنَّهُمْ كَانُوا يَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ الْأَنْبِيَاءَ
بِغَيْرِ حَقٍّ ۚ ذَٰلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ
"Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika
mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan
manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi
kerendahan. Yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan
membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka
durhaka dan melampaui batas" (QS. Ali Imran : 112).
Dalam Interaksi antara Da'i dan Mad'u, Da'i dapat menyampaikan pesan-pesan
dakwah (materi dakwah), melalui alat atau sarana yang ada. Komunikasi dalam
proses dakwah tidsak hanya ditujukan untuk memberikan pengertian, mempengaruhi
sikap, membina hubungan sosial yang baik, tapi tujuan terpenting dalam
berkomunikasi adalah mendorong Mad'u untuk bertindak melaksanakan ajaran-ajaran
agama dengan terlebih dahulu memberikan pengertian-pengertian, mempengaruhi
sikap, dan membina hubungan baik. Dalam proses bagaimana Mad'u menerimsa
informasi, mengolahnya, menyimpan, dan menghasilkan informasi dalam psikologi
komunikasi disebut sebagai sistem komunikasi Intra Personal. Jalaluddin Rakhmat
memandang dalam proses penyampaian pesan dakwah melalui media baik cetak maupun
elektronik, seorang juru dakwah harus mampu menyesuaikan kedudukannnya sebagai
komunikator yang berhadapan dengan sekian banyak audiens dan dengan latar
belakang pendidikan, usia, profesi yang berbeda.
Dalam penyampaian pesan dakwah secara lisan atau langsung, juru dakwah akan
berhadapan dengan kelompok audiens yang mempunyai kecenderungan sama. Sehingga
para juru dakwah dapat menampilkan penyampaian pesan dakwah yang sesuai dengan
kebutuhan. Baik penyampaian dakwah secara langsung atau tidak langsuang, jelas
mempunyai perhubungan yang tidak dapat dipisahkan dengan proses komunikasi mengingat
komunikasi mempunyai sifat baik secara langsung atau tidak langsung.
E.
Karakteristik Proses Komunikasi Dakwah
Baik komunikasi atau dakwah keduanya dilakukan
baik secara langsung ataupun tidak langsung. Dalam proses secara langsung
komunikasi ataupun dakwah dapat dilakukan melalui dua cara yaitu verbal dan non
verbal. Dalam penyampaian pesan verbal komunikasi atau dakwah itu bisa bersifat
satu arah ataupun dua arah.Dalam komunikasi atau dakwah non verbal kegiatan ini
bisa dilakukan melalui berbagai kegiatan atau iklan-iklan yang tujuannya
perubahan sikap dan tingkah laku.
Dalam pemikiran Jalaludin Rahmat tentang
komunikasi dalam persepektif dakwah bahwa dalam
menyampaikan pesan dakwahnya Jalal telah menggunakan dua bentuk penyampaian
pesan dakwah.Pertama verbal, dimana pesan komunikasi dakwah yang dilakukan
Jalal menggunkan lisan atau ucapan.Kedua non verbal, yaitu pesan dakwah yang
disampaikan melalui tulisan.Dalam melakukan pendekatan kepada audiennya Jalal
menggunakan beberapa pendekatan.Yaitu, persuasive dan koersif.
Adapun sifat dari pesan dakwah yang disampaikan oleh Jalal adalah
Qaulansadidan (perkataan yang benar), qawlan balighan (perkataan,
sampai), Qawlan maysura, Qawlanlayyinan, Qawlanma’rufan.Kata kunci ini
yang menjadikan dasar kesamaan pemikiran Jalaluddin Rakhmat baik dalam bidang
komunikasi ataupun dalam bidang dakwahnya.
Perubahan tingkah laku akibat proses dari
komunikasi atau dakwah tersebut adalah respon dari objek. Respon yang
ditanggapi secara positif akan melahirkan tingkah laku atau sikap sesuai dengan
yang direncanakan oleh komunikator ataupun da’i. Adapun respon negatif adalah
proses perlawanan sikap komunikan atau mad’u terhadap tujuan yang akan dicapai.
Secara sederhana respon merupakan proses reaksi dari aksi yang disampaikan oleh
seseorang yang dilakukan baik secara sadar atau tidak sadar.
F.
Bentuk-bentuk Komunikasi dalam Penyampaian
Pesan Dakwah
Bentuk-bentuk komunikasi dalam penyampaian pesan
dakwah menurut komunikasi Dakwah Jalaludin Rakhmat mengungkapkan sebagaimana diuraikan diatas, adanya komunikasi verbal dan non verbal, hal
ini telah menghantarkan Jalaluddin Rakhmat menjadi seorang cendikiawan muslim
yang pemikirannya mudah diterima pada semua golongan. Baik intelektual,
politisi, akademisi, aktifis sampai pada jamaah pengajian.
Bentuk dari komunikasi dakwah yang dilakukan oleh Jalaluddin Rakhmat antara
lain ; intra personal, Jalal mampu menerapkan apa yang disampaikan pada proses
komunikasi dakwah kedalam aktifitas kehidupan sehari-harinya; inter personal,
Jalal mampu berkomunikasi dengan orang-orang disekelilingnya melalui pendekatan
psikologi yang dimilikinya serta kematangan dalam bidang komunikasi dakwah;
komunikasi kelompok, baik secara langsung yaitu berhadapan dengan audien pada
saat mengisi forum ilmiah atau pengajian ataupun secara tidak langsung melalui
tulisan atau media televisi dapat dilakukan oleh Jalal; komunikasi massa dalam
pemikiran Jalaluddin Rakhmat dituangkan dalam buku Psikologi Komunikasi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komunikasi dakwah hampir sama dengan komunikasi pada umumnya, tetapi yang
membedakan hanya pada cara dan tujuan yang akan dicapai.Pelaksanaan komunikasi
dakwah didasarkan pada ajaran agama Islam yaitu: alqur’an dan hadist Q.S
Ali-Imran:104.
Proses penyampaian pesan dakwah berkaitan
erat dengan proses komunikasi, baik penyampaian dakwah secara langsung atau
tidak langsuang, jelas mempunyai perhubungan yang tidak dapat dipisahkan dengan
proses komunikasi mengingat komunikasi mempunyai sifat baik secara langsung
atau tidak langsung.
Sedangkan Unsur-unsur pelaksanaan kegiatan komunikasi dakwah adalah sesuatu
yang harus ada, bagian-bagian yang terkait, yang membentuk satu kesatuan fungsi
dalam pelaksanaan kegiatan komunikasi dakwah.Dalam proses secara langsung
komunikasi ataupun dakwah dapat dilakukan melalui dua cara yaitu verbal dan non
verbal. Bentuk dari komunikasi dakwah interpersonal, intrapersonal, kelompok
ataupun massa.
B.
Saran
Demikian
makalah yang
kami susun. Kritik dan
saran yang membangun kami harapkan guna karya tulis yang lebih baik lagi,
terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Samsul Munir. 2009. Ilmu Dakwah.
Jakarta : Amzah
Suhandang,
Kustadi. 2013. Ilmu Dakwah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Prof. Dr. Asep Saeful Muhtadi.
2012. Komunikasi Dakwah; Teori, Pendekatan dan Aplikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
http://emmarachmatika.blogspot.co.id/2013/06/komunikasi-dakwah.html
diakses pada tanggal 11 Mei 2016 pukul 12:14 WIB
[1] Prof. Dr. Asep Saeful Muhtadi, Komunikasi Dakwah;
Teori, Pendekatan dan Aplikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), hal. 13.
[2] Dr. Sayyid Muhammad Nuh, Strategi Dakwah dan Pendidikan
Umat, (Yogyakarta: Himam Prisme Medi, 2004), hal. 121.
[3] Drs. Toto
Tasmara, Ibid.,hlm. 47-48, juga Djamalul Abidin Ass, Komunikasi dan
Bahasa Dakwah, Jakarta : Gema Insani Press, 1996,hlm. 17.
[4] Ibid.,hlm.
49. Lihat juga Toha Yahya Omar, Ilmu Dakwah,
Jakarta: Penerbit Wijaya, 1985, hlm.1.
[5] Ahmad Suyuti,
Amtsilatu Tasrifiyah, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 1997), hlm. 11
[6] Muriah,
Metodologi Dakwah Kontemporer, (Yogyakarta :Mitra Pustaka, 2000), hlm. 23
[8]
Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al Ikhlas, 1983),
hlm.51-54.