MAZHAB SYI’AH
Syi;ah
adalah kelompok masyarakat yang menjadi ‘Ali ibn Abi Thalib. Mereka berpendapat
bahwa ‘Ali ibn Abi Thalib adalah imam dan Khalifah yang ditetapkan melalui nash
(wahyu)dan wasiat dari Rosulullah, baik secara terang-terangan maupun secara
implisit. Mereka beranggapan bahwa imammah (kepemimpinan) tidak boleh keluar
dari jalur ‘Ali. Jika pernah terjadi imambukan dari keturunan ‘Ali, hal itu
hanya merupkan kezaliman dari orang lain dan taqiyyah dari pihak keturunan
‘Ali. Menurut mereka, imammah bukan hanya dipandang sebagai kemaslahatan dengan
dipilih atau di tunjuk, tetapi imammah termasuk akidah yang menjadi tiang
agama.
Golongan Syi’ah terdiri dari lima kelompok
besar: al-Kisaniyyah, az-Zaidiyyah, al-Imamiyyah, al-Ghulat, dan
al-Isma’iliyyah. Sebagian mereka dalam bidang teologi lebih cenderung
Al-Mu’tazilah, sebagian yang lain ke Ahl as-Sunnah dan sebagiannya lagi
cenderung ke at-Tasybih (penyamaan Tuhan dengan makhluk).
1.
Al –Kisaniyyah
Pendiri kelompok kisaniyyah adalah Kisan, seorang mantan pelayan ‘Ali
ibn Abi Thalib. Kisan disebutkan pernah belajar kepada Muhammad ibn Hanafiyyah,
karna itu ilmu pengetahuannya mencakup segala macam pengetahuan, baik
pengetahuan takwil maupun pengetahuan batin, baik pengetahuan fisik maupun pengetahuan
yang non-fisik.
a.
Al-Mukhtariyyah
Al-Mukhtariyyah adalah kelompok Syi’ah yang mengikuti ajaran Mukhtar
ibn Abi Ubaid Ats-Tsaqafi. Pada mulanya Mukhtar sebagai seorang Khawarij,
kemudian berubah menjadi pengikut Az-Zubairiyyah dan akhirnya menjadi pengikut
Syi’ah dan Al-Kisaniyyah. Dia mengikuti keimanan Muhammad ibn Hanafiyyah
sesudah ‘Ali ibn Abi Thalib, bahkan sebelum Muhammad adalah Hasan dan Husain.
b.
Al-Hasyimiyyah
Al-hasyimiyyah adalah pengikut Abu Hasyim ibn Muhammad ibn Hanafiyyah.
Menurut kelompok ini, imammah berpindah dari muhammad ibn Hanafiyyah kepada
putranya yang bernama Abu Hasyim. Menurut mereka, Abu Hasyim telah menerima
pelimpahan ilmu rahasia; dia mengetahui bukan saja kepada yang zahir, tetapi
juga yang batin. Dia mengetahui takwil ayat-ayat al Qur’an sehingga maknanya
dapat disesuaikan antara yang lahir dan yang batin.
c.
Al-Bayaniyyah
Al-Bayaniyyah adalah para pengikut Bayan ibn Sam’an At-tamimi, menurut mereka
imammah perpindahan dari Abu Hasyim kepada Bayan ibn Sam’an. Kelompok
Al-Bayaniyyah termasuk kelompok syi’ah yang ekstrem yang mengakui ‘Ali ibn Abi
Thalib adalah Tuhan. Menurut mereka tuhan telah masuk kedalam tubuh ‘Ali dan
bersatu dengan ‘Ali , karnanya ‘Ali mengetahui hal-hal yang ghaib karena diberi
tahukan dari sumber berita terpercaya, ‘Ali memerangi orang khafir dan dalam
peperangan selalu memperoleh kemenangan
d.
Al-Rizamiyyah
Al-Rizamiyyah adalah para pengikut Rizam ibn Rizam menurut mereka imammah
berpindah dari ‘Ali kepada putranya Muhammad kemudian kepada putra Muhammad
adalah Abu Hasyim. Kemudian dari Abu Hasyim berpindah lagi kepada ‘Ali ibn
‘Abdullah ibn Abbas melalui wasiat. Kemudian imammah berpindah kepada Muhammad
ibn ‘Ali dan diwasiatkan lagi kepada putranya yang bernama Ibrahim yang juga
teman akrab Abu Muslim sekaligus menjadi propagandisnya yang mengatakan bahwa
Ibrahim menjadi imam
2. Az-Zaidiyyah
Az-Zaidiyyah adalah para pengikut zaid ibn ‘Ali ibn Husain ibn ‘Ali ibn
Abi Thalib. Menurut mereka, imammah hanya berada ditangan keturunan Fathimah
dan tidak ada imammah selain dari mereka. Namun menurut mereka setiap keturunan
Fathimah yang alim, pemberani, pemurah dan telah menyatakan dirinya menjadi
imam, maka ia adalah imam yang sah wajib ditaati, baik berasal dari keturunan
Hasan maupun Husain. Karna itu mereka mengakui imammah Muhammad dan Ibrahim,
keduanya dari keturunan ‘Abdullah ibn Al-Hasan,keduanya telah menyatakan
dirinya sebagai imamdi masa khalifah Al-Manshur dan keduanya mati terbunuh
sebagai akibat pengakuan ini.
a.
Al-Jurudiyyah
Al-Jurudiyyah adalah para pengikut Abu Jarud
Zayad ibn Abi Zayad. Menerut mereka, Nabi saw - dalam ucapannya – telah
menyebutkan sifat imam saja, tanpa menyatakan dengan tegas nama imam
sesudahnya. Karena orang banyak tidak mengetahui sifat ini mereka tidak mencari
orang yang disebut sifatnya,karenanya mereka memilih dan mengangkat Abu Bakar.
Akibat kesalahan ini mereka semua menjadi kafir.
b. As-sulaimaniyyah
As-sulaimaniyyah adalah para pengikut Sulaiman
ibn Jarir. Sulaiman berpendapat, imammah itu ditetapkan melalui kesepakatan
umat muslim. Imamah dapat terbentuk dengan kesepakatan dari dua orang yang
terbaik dari kalangan umat. Dapat terjadi pada orang yang kurang memenuhi
syarat padahal ada orang yang memenuhi syarat. Mereka mengakui keabsahan
Khalifah Abu Bakar dan’Umar karena keduanya dipilih oleh umat muslim melalui
ijtihad.
c. Ash-Shalihiyyah dan Al-Batriyyah
Ash-Shalihiyyah adalahpengikut Al-Hasan ibn
Shalih ibn Hay (169 H) dan al-Batriyyah adalah pengikut Katsir An-Nawa
Al-Abtsar. Kedua orang ini mempunyai kesamaan pandangan baik dalam masalah
agama maupun masalah imamah dengan kelompok as-Sulaimaniyyah. Tetapi , mengenai
masalah Utsman, mereka tidak memberikan komentar apakah dia termasuk orang yang
beriman atau orang kafir.
3. Al-Imamiyya
Imamiyyah adalah kelompok syi’ah yang
berpendapat bahwa ‘Ali ibn Abi Thalib secara nash dinyatakan sebagai imam bukan
hanya disebut sifatnya bahkan ditunjuk orangnya. Tidak ada yang terpenting
dalam ajaran agama dan islam selain dari menunjuk imam karenanya Rasulullah
sampai akhir hayatnya selalu mengurus umat. Diangkat imam adalah untuk
menghilangkan semua perselisihan dan untuk mempersatukan umat.
Adapun secara tersirat seperti rasulullah
mengutus Abu Bakar memimpin umat Islam menunaikan ibadah haji yang dikenal
dengan haji akbar. Kemudian Rasulullah mengutus ‘Ali ibn Abi Thalib untuk
membacakan surat al-baraah ketengah jamah dan ia membacanya ke tengah jamaah
atas perintah Rasulullah.
a. Al-Baqiriyyah dan Al-Ja’fariyyah al-Waqifah
Golongan ini adalah pengikut Muhammad ibn
Al-Baqir ibn Zain al-Abidin (114 H) dan putranya, Ja’far Ash-Shadiq (148 H).
mereka berpendapat bahwa Muhammad ibn Al-Baqri dan Ja’far adalah imam dan juga
ayahnya Zain al-Abidin. Tetapi, sebagian lagi berpendapat bahwa imamah terhenti
sampai kepada salah seorang dari keduanya, dan tidak berlanjut sampai keturunan
anak-anaknya. Sebagian lagi mengakui bahwa imamah turun sampai kepada anaknya.
b. An-Nawusiyyah
Kelompok an-Nawusiyyah adalah pengikut seorang
yang bernama Nawus. Menurut sebagian orang, dia berasal dari sebuah desa yang
bernama Nawus. Menurut kelompok ini, ash-Shadiq masihhidup dan tidak mati
sampai ia muncul sebagai imam Mahdi.
c. Al-Afthahiyyah
Menurut kelompok Afthahiyyah, imamah berpindah dari
Ash-Shadiq kepada putranya yang bernama ‘Abdullah al-Afthah, Ia adalah kakak
kandung Isma’il dan ibunya bernama Fathimah ibu al-Husain ibn al-Hasan ibn’Ali
dan ia adalah putra tertua ash-shadiq. Katanya: imam adalah orang yang duduk
ditempat dudukku sedangkan yang duduk ditempat dudukku ini adalah ‘Abdullah.
d. Asy-Syumaithiyyah
Kelompok ini yang mengikuti ajaran Yahya ibn
Abu Syumaith. Menurut mereka Ja’far
berkata: teman kamu yang namanya seperti nama Nabi kamu. Sesungguhnya
telah berkata ayahnya kepadanya: Sesungguhnya anak kamu yang lelaki kunamai
dengan namaku ia adalah imam dan imam sesudah aku adalah Muhammad.
e. Al-‘Isma’iliyyah Al-Waqifah
Mereka berkata: Isma’il adalah imam sesudah
Ja’far melalui nash yang telah disepakati oleh putra-putranya, namun mereka
berbeda pendapat tentang kematiannya sebelum ayahnya meninggal. Sebagian mereka
berpendapat pada saat ayahnya meninggal ia masih hidup, namun dinyatakan ia
meninggal-Hanya taqiyah dari khalifah-khalifah Bani Abasiyah yang
mencari-carinya, ia pernah menghadiri suatu ceramah dan disaksikan oleh
gubernur Al-Manshur di Medinah.
f. Al-Musawiyyah dan Al-Mufadhaiyah
Kelompok ini hanya satu yang mengakui bahwa
Musa ibn Ja’far secara nash dengan menyebut namanya. Ja’far Ash Shadiq berkata
tentang dirinya: orang yang ketujuh dari kamu adalah pemimpin kamu. Dikatakan:
teman kamu adalah pemimpin kamu dan dia juga dinamakan “Sahibu at-Taurat”.
g. Al-Itsna ‘Asyriyyah (imam dua belas)
Al-Itsna ‘Asyriyyah adalah kelompok yang
berpendapat bahwa Musa Al-Kazhim memang telah meninggal. Kelompok ini juga
disebut al-Qath’iyyah. Menurut mereka imamah berpindah [dari Musa al-Kazhim]
kepada putranya, ‘Ali Ridha, yang terbunu di Thus. Kemudian ‘Ali Ridha
digantikan oleh Muhammad at-Taqi al-Jawad, yang meninggal dan dikuburkan di
pemakaman di Baghdad. Sesudah itu al-Jawad digantikan oleh ‘Ali ibn Muhammad
an-Naqi yang terbunuh di Qum. Kemudian An-Naqi
digantikan Hasan al-Askari az-Zaki sebagai imam, ketika ia meninggal
diganti oleh Muhammad al-Qa’im al-Muntazar.
4. Al-Ghaliyyah (Ekstrem)
Al-Ghaliyyah adalah
golongan ekstrem yang berlebihan dalam mensifati memberikan sifat para imam
yang akhirnya menghilangkan sifat kemanusiaan pada diri para imam. Mereka
menempatkan kedudukan imam sama dengan Tuhan, bahkan mereka menyerupakan seorang
imam kepada tuhan, Dan mereka menyamakan tuhan dengan Mahluk. Orang yahudi
menyamakan tuhan dengan manusia, orang nasrani sebaliknya, penyamaan yang
seperti ini berkembang di kalangan syi’ah ekstrem sehinnga mereka menetapkan
sifat ketuhanan itu ada pada sebagian imam mereka. Sebagian mereka yang
menganut Mu’tazilah dapat menerima karena memang cocok dengan akal dan mereka
menjauh dari ajaran tasybih dan hulul.
Syi’ah ekstrim terdiri
dari sebelas kelompok:
Pertama kelompok
as-Sabaiyah yang mengikuti ajaran ‘Abdullah ibn Saba yang pernah berkata kepada
‘Ali, “Engkau, engkau yakni adalah tuhan”.
Kedua, kelompok
kamiliyyah. Keyakinan kelompok ini bersumber dari ajaran Abu kamil yang
mengkafirkan semua sahabat yang tidak membai’at ‘Ali ibn Abi Thalib. Kelompok
ekstrem ini semua menganut inkarnasi dan hulul.
Ketiga kelompok
al-‘Alabiyah, adalah kelompok yang mengikuti ajaran al-Alba ibn Zara;il Dusi.
Menurut sebagian penulis sejarah, Dia mengagungkan ‘Ali melebihi Nabi.
Keempat kelompok,
al-Mughiriyyah, adalah kelompok yang menganut ajaran al-Mughiriyyah ibn Sa’id
al-Ajali.
Kelima kelompok
al-Manshuriyyah yang berasal dari ajaran Abu Manshur al-Ajali yang pada mulanya
menyatakan kesetiyaannya kepada Abu Ja’far Muhammad ibn ‘Ali al-Baqir.
Keenam kelompok
al-khaththabiyyah, yang dipelopori Abu Khaththab Muhammad ibn Abi Zaibab
al-Asadi al-Ajda bekas budak bani Asad, yang pada mulanya ia sangat memuji Abu
‘Abdullah ibn Muhammad ash-Shadiq.
Ketujuh kelompok
al-Kayaliyyah yang mengikuti ajaran Ahmad ibn Kayal. Dia terkenal sebagai
propagandis Ahl al-Bait.
Delapan kelompok
Al-Hisyamiyyah. Nama kelompok ini disandarkan kepada dua orang yang bernama
Hisyam. Hisyam pertama adalah Hisyam ibn Al-Hakam penganut aliran tasybih dan
kedua Hisyan ibn Salim Al-Juwaliqi yang pendapatnya mirip dengan aliran
tasybih.
Kesembilan kelompok
An-Nu’maniyyah. Kelompok ini adalah pengikut Muhammad ibn Numan Abi Ja’far
al-Ahwal yang dijuluki Syaitan Ath-thaq dan para pengikutnya dijuluki
Syaitaniyyah.
Kesepuluh kelompok
Yunusiyyah. Al-Yunusiyyah nama kelompok yang mengikuti ajaran Yunus ibn
Abdurahman Al-Qumi (150 H) bekas budak keluarga Yaqthin.
Kesebelas kelompok
An-Nushairiyyah dan Al-Ishaqiyyah yang termasuk kelompok syi’ah ekstrem. Mereka
juga memiliki propagondis yang menyebarluaskan ajarannya dan mempertahankan
ajarannya.
Tokoh-Tokoh Syi’ah dan Buku-Bukunya
Tokoh
mazhab zaidiyyah adalah Abu Khalid al-Whasity, Manshur ibn Aswad, Harun ibn
sa’ad al-Ajali dan Jurudiyyah, Waqi’ ibn al-Jarrah, Yahya ibn adam, ‘Ubaidullah
ibn Musa, ‘Ali ibn Shalleh, al-Fadhal ibn Dakin, Abu Harifah dan Batriyyah,
yang memberontak Muhammad ibn Ajlan, bersama imam Muhammad, Ibrahim ibn Sa’id,
Ubbad ibn Awam, Yazid ibn Harun, al-Ala ibn Rasyid, Hushain ibn Basyir, Al-Awam
ibn Khusyib, Mustalim ibn Sa’id, bersama dengan imam Ibrahim.
Tokoh
Syi’ah imamiyyah dan semua golongan Syi’ah : Salim ibn Abi al-Ja’di, Salim ibn
Abi Hafsah, Salma ibn Kuhail, Tsuwair ibn Abi Fakhatah, Habib ibn Abi Tsabit,
Abu al-Muqodam, Syu’bah, al-‘Amasy, Jabir al-ja’di, Abu ‘Abdullah al-Jidali,
Abu isyak al-sabi’i, al-Mughirah, Thaus, asy-Sya’bi, alqamah, Hubairah ibn
Buraim, Habatul Al-Arni, Al-Haris Al ‘ Anwar.
Penulis-penulis Syi’ah yang terkenal
adalah Hisyam ibn Al-Hakim, ‘Ali ibn Manshur, Yunus ibn Abd ar- Rahman,
asy-Syakhali, al-Fadhal ibn Syazan, al Husain ibn Iskaf, Muhammad ibn Abd
ar-Rahman, Ibn Qubbah, Abu Sahli an-Nubakhti, Ahmad ibn Yahya ar-Rawandi, dan
termasuk penulis belakangan seperti Abu Ja’far ath-Thusi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar