fatkhiyah

Senin, 12 Desember 2016

Trilogi Makrifat Cinta



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Novel trilogi makrifat cinta yang dikarang oleh Taufiqurrahman Al-azizy ini terdiri dari tiga judul, novel yang pertama berjudul Syahadat cinta diterbitkan pada tanggal 23 desember 2006, novel kedua berjudul Musafir cinta diterbitkan sekitar bulan febuari 2007, disusul novel yang ketiga berjudul makrifat cinta diterbitkan pada bulan mei 2007. Ketiga novel ini tergabung dalam trilogi makrifat cinta , novel trilogi makrifat cinta ini memberikan pelajaran dan gambaran tentang perkenalan, dan percintaan muda-mudi secara islam dan menurut ajaran Rasulullah.

Karena sejatinya islam tidak melarang seseorang untuk mengenal orang lain, termasuk lawan jenis yang bukanlah mahram. Bahkan islam menganjurkan kepada kita untuk bersatu, dan berjamaah untuk saling mengenal. Novel trilogi makrifat cinta ini akan memberi gambaran perkenalan, dan percintaan menurut ajaran islam yang akan di gambarkan sosok Iqbal sebagai tokoh utama didalam novel ini, selain itu juga menceritakan sosok Iqbal yang berkelana dalam menemukan tambatan hatinya yang penuh hiruk-piruk konflik batin didalamnya.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat diketahui rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana pertemuan, perkenalan, hingga kisah jatuh cintanya sosok Iqbal didalam novel trilogi Makrifat Cinta ?
2.      Bagaimana sinopsis dari novel trilogi Makrifat Cinta ?
3.      Apa hikmah yang dapat diambil dari isi novel trilogi ini?


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pertemuan, perkenalan hingga jatuh cintanya sosok Iqbal dalam novel trilogi Makrifat Cinta

Pertemuan: sosok Iqbal sebelum bertemeu dengan tambatan hatinya, Iqbal merupakan pemuda yang metropolitan yang jauh dari kehidupan agama dan lebih lekat dengan kehidupan kota yang bebas dan tanpa aturan, hingga Allah mempertemukan dia dengan kehidupan yang dekat dengan agama dan merubahnya menjadi pemuda yang mempunyai pondasi agama hingga akhirnya dipertemukan dengan tiga sosok wanita yang sholehah.[1]

Perkenalan : perkenalan atau yang lebih dikenal dengan ta’aruf, secara bahasa ta’aruf bisa bermakna “berkenalan” atau saling “mengenal” berasal dari akar kata ta’aarafa.   Seperti ini sudah ada dalam Al-qur’an firman Allah “hai manusia sesungguhnya kami telah menciptakan kalian dari seorang pria dan seorang wanita, lalu menjadikan kalian saling mengenal “ta’aarafu” (Q.S Al-Hujarat 13). Tak kenal maka tak sayang itulah sebuah ungkapan yang telah populer dikehidupan kita bahkan ungkapan itu berlaku untuk yaitu sejak seseorang mulai mengenal lingkungan hidupnya dalam konteks hubungan antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahrom. Islam tidak pernah melarang seseorang untuk mengenal orang lain termasuk lawan jenis yang statusnya bukan mahrom. Bahkan islam menganjurkan kepada kita agar saling mengenal satu sama lain karena islam bukanlah agama yang mempersulit bagi hamba-hambanya.[2]

Dalam trilogi Makrifat Cinta ini sosok Iqbal pun mengawali perkenalannya dengan Zaenab seorang gadis sholehah yang merupakan santri putri dipesantren Tegal Jadin, selain itu Iqbal pun berkenalan dengan dua gadis sholehah yang merupakan santri juga yaitu Pricillia dan Khaura. Perkenalan Iqbal adalah campur tangan dari kiai sepuh yang memperkenalkan Iqbal dengan ketiga gadis sholehah tersebut. Iqbal tidak pernah berani menatap wajah mereka hanya mampu mengenali mereka lewat hati. Iqbal sosok pemuda yang sangat menjaga pandangan matanya kepada lawan jenis. Namun perkenalannya berlanjut membawa Iqbal kepada perasaan yang lazim yang dirasakan oleh seorang laki-laki.

Jatuh cinta : cinta adalah fitrah yang suci, karunia dan anugrah serta rahmat dari Allah Swt yang diberikan kepada manusia, cinta seorang laki-laki kepada wanita adalah perasaan yang manusiawi yang bersumber dari fitrah yang diciptakan Allah didalam jiwa manusia. Islam juga melarang seseorang untuk mencintai sesuatu tetapi untuk tingkatan ini harus ada batasnya. Perasaan cinta itu timbul karena dari segi dzatnya atau bentuknya secara manusiawi wajar untuk dicintai perasaan ini adalah perasaan normal.[3]

Setelah iqbal bertemu berkenalan (ta’aruf) dengan ketiga gadis itu seiring berjalannya waktu Iqbal pun mulai merasakan ada perasaan yang berbeda didalam hatinya kepada tiga gadis sholehah itu (Zaenab,Pricillia, dan Khaura) namun Iqbal tidak mau tenggelam dengan rasa cintanya itu kedalam jalan kemaksiatan. Iqbal selalu menyimpan rasa cinta dan sayangnya terlebih kerinduannya kepada tiga gadis itu hanya disimpan dihati dan diekpresikan melalui surat-surat cinta. Begitu indah cinta muda-mudi yang dilanda asmara. Iqbal akhirnya memutuskan untuk memberikan cintanya kepada pujaan hatinya secara halal yaitu menikahinya.[4]

B.      Sinopsis-sinopsis dari novel trilogi Makrifat Cinta

a.       Sinopsis novel Syahadat Cinta
Syahadat Cinta merupakan film Indonesia yang dirilis pada tahun 2008 yang disutradarai oleh Gunawan Paggaru. Film ini sendiri diangkat dari novel laris berjudul sama Syahadat Cinta karangan Taufiqurrahman Al-Azizy. Film ini akan dibintangi antara lain oleh Arif Rahman, Imel Putri Cahyati, Cantika Atmenagara, Muchtar Sum, Adhitya Putri, Hengky Kurniawan, Ricky Harun, Minati Atmanegara, dan Donna Harun dan akan dilakukan di beberapa lokasi di Jakarta. Film ini rencananya akan tayang di bioskop di Indonesia dalam setempat Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Filipina dalam lokasi setempat Jakarta, Indonesia mulai 13 Agustus 2008. Sinopsis Iqbal (Arif Rahman), pemuda metropolis yang tidak pernah salat dan tak bisa mengaji. Namun akhirnya ia mulai meniti jalan yang benar, dimulai saat ia merasa bersalah telah mencelakai ibunya sendiri. Karena penyesalannya, ia memutuskan untuk mondok di pesantren Kyai Siddiq (Muchtar Sum) di Tegal Jadin. Ternyata selama dua bulan Iqbal hanya disuruh mengambil air dari telaga. Saking kesalnya, Iqbal meluapkan marahnya di telaga. Disanalahi a bertemu dengan Aisyah (Imel Putri Cahyati), putri dari Kyiai Subadar (Chairil JM), sekaligus cucu dari Kyai Siddiq. Takut dimarahi Kyai dan adanya perseteruan religius yang sangat tajam, Iqbal melarikan diri tanpa tujuan. Hingga ia bertemu Pricilia (Cantika Atmanagara), gadis Kristen yang baik hati. Pricilla membantu iqbal mencari tempat tinggal namun Iqbal memutuskan untuk tinggal di rumah Ibu Jamilah (Donna Harun), seorang pengemis yang hidup bersama kedua anaknya, Fatimah (Salsa) dan Irsyad (Ricky Harun). Dalam perjalanan mempelajari agama Islam, Iqbal mendapat banyak cobaan. Namun cobaan tersebut tidak membuatnya mundur dari tekadnya untuk menjadi orang yang taat.




b.      Sinopsis novel Musafir Cinta
Melanjutkan novel Syahadat Cinta pada trilogi Makrifat Cinta karya Taufiqurrahman al-Azizy, Iqbal pun pergi meninggalkan pesantren Tegal Jadin. Namun ia bingung harus pergi kemana. Tidak mungkin apabila ia harus kembali ke Jakarta. Dan kemudian dengan berkata  Basmalah, ia pun melangkah pergi menjadi seorang musafir…
Ia pun segera naik bis jurusan Solo-Purwokerto. Namun, ia tetap tidak tahu kemana tujuannya itu. Di dalam bis, ia melihat seorang perempuan berjilbab. Dan seorang pemuda pun duduk di sebelahnya. Tak lama kemudian pemuda dan perempuan itu mulai berkenalan.  Iqbal mendengarkan pembicaraan mereka karena memang jaraknya sangat dekat. Dan tanpa disangka-sangka, mereka kian dekat, bahkan sang perempuan pun menyandarkan kepalanya kepada sang pemuda itu, padahal perempuan itu berjilbab. Mereka pun saling berpegangan dan semakin bermesraan. Wah-wah udah mulai nggak bener nih…
Iqbal pun teringat pada sebuah ayat AlQuran yang berbunyi:
                “Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga). QS. An-Nur:26.
Ia pun teringat akan Aisyah. Ia teringat akan tudingan para sahabatnya bahwa ia telah berkhalawat dengan Aisyah, tudingan yang menjadi bagian hujjah yang mengadilinya sehingga dirinya harus meninggalkan Tegal  Jadin.  Seandainya mereka ada disini, ingin sekali Iqbal mengatakan kepada mereka semua: inilah sejati-jatinya khalwat itu. Inilah khalwat itu. Ialah dua insan laki-laki dan perempuan yang berasik-masyuk seperti kedua orang ini. Inilah makna “berdua-duaan yang diharamkan” itu. Iqbal pun menangis.
Iqbal pun berkenalan dengan seorang pemuda yang bernama Anton. Mereka akhirnya berdiskusi tentang Islam. Ternyata agama Anton adalah Agama Cinta. Wah macem-macem ajah nih.. namun di akhir diskusi, Iqbal merasa menang.
Dan tiba-tiba bis pun mogok, mereka semua turun. Iqbal hanya diam saja. Sudah satu jam ia sholat dan berdoa kepada Allah. Ia kembali teringat akan kesalahan besar di masa lalunya. Anton pun menegurnya dan ia pun kagum terhadap Iqbal.
Mereka pun menunggu bis lagi. Iqbal pun melihat segerombolan orang yang sedang menyanyikan lagu-lagu religi. Namun mereka minum-minuman keras. Saat bis datang Iqbal memutuskan untuk tetap disini dan berkenalan dengan gerombolan itu.
Setelah berkenalan, firman meminta uang kepada Iqbal untuk membeli minuman. Parno (sahabat firman)  melarangnya. Akhirnya Iqbal akan memberi uang jika digunakan untuk hal yang bermanfaat. Iqbal pun menawarkan ingin membelikan mereka dua buah gitar agar nantinya bisa digunakan untuk ngamen. Ia pun mengeluarkan uang lima ratus ribu dan memberikannya kepada mereka. Terbelalaklah mereka sebab mereka tidak membayangkan Iqbal akan mengeluarkan uang sebanyak itu. Kemudian iqbal pun merasa bahwa mereka  mulai ada rasa segan terhadapnya. Iqal pun di ajak istirahat ke rumah  Firman. Ternyata firman merupakan orang yang berkecukupan. Ia berubah menjadi “liar” setelah adiknya diperkosa dan dibunuh. Sejak saat itulah rumah itu penuh kemaksiatan. Ayah dan ibu Firman pun melihat Iqbal sedang sholat Subuh. Mereka sangat senang melihat baru kali ini ada sahabat Firman yang paling aneh, yang mendirikan sholat di rumah mereka. Mereka pun menganggap Iqbal adalah mukjizat dari Allah untuk merubah kehidupan di rumah mereka. Mereka pun meminta Iqbal untuk tinggal di rumah mereka. Iqbal menyetujuinya.Selama Iqbal tinggal disana, Iqbal memutuskan untuk mengahafal Alquran. Iqbal memutuskan harus mengahafal tujuh ayat perhari sehingga dalam tiga tahun ia dapat menghafal Alquran.Suatu hari ia berseteru dengan Firman, tentu saja mengenai Islam. Dan Iqbal pun merasa perkataan Firman ada benarnya.  Gawatnya, Iqbal pun mulai ragu akan Islam, dan mulai meninggalkan kewajibannya sebagai muslim. Ia pun bingung dan selalu menangis. Suatu sore dan hujan terus mengguyur, ia pun pergi dan berlari untuk mencari gereja. Ia pun masuk dan mengadu sebagaimana seorang kristen melakukan pengakuan.
Kemudian seorang pendeta bertanya padanya, “ada apa anakku?”.
Iqbal pun meminta maaf karena telah mengunjungi Rumah Tuhan yang bukan Tuhannya. Iapun mengatakan bahwa dirinya seorang muslim. Iqbal  mengaku tidak sanggup menemukan Tuhannya. Iqbal pun menceritakan masalahnya. Sang pendeta pun mencoba membantu mencari Tuhan yang Iqbal cari.Kemudian yang tak disangka-sangka, sang pendeta mulai menasihati Iqbal. Sang pendeta mengatakan bahwa Iqbal telah putus asa. Dan putus asa adalah jalan yang terkutuk. Sang pendeta pun mencoba untuk meyakinkan Iqbal terhadap Allah, Tuhannya. Ia pun menyuruh Iqbal untuk meminta ampunan kepada Allah. Iqbal pun menangis. Iqbal tidak menyangka bahwa ada seorang pendeta yang sedemikian bijak bestari, luas wawasannya, dan melintas-batas keyakinannya. Ia pun kembali pulang dengan penuh semangat.Esoknya, Indri  (kekasih Firman) datang ke rumah Firman. Iqbal yang menemuinya (Orang tua firman tidak mau menemuinya). Iqbal pun menasihati Indri agar kembali kepada Allah. Dan secara tidak langsung menasihati Indri agar Indri menjaga kesuciannya. Indri pun menangis dan pergi dengan berlari. Wah, Iqbal pun merasa bersalah tentang apa yang dikatakannya kepada Indri. Namun ia tetap yakin bahwa yang dilakukannya demi kebaikan Indri.Beberapa hari kemudian, indri datang kembali dengan wajah cerah. Iqbal berharap indri tidak terluka akan perkataannya sebelumnya. Indri pun mengajak Iqbal untuk mencari Firman yang memang sudah beberapa hari tidak pulang sejak berseteru dengan Iqbal.  Setelah mencari dimana-mana, Iqbal merasa capek dan minta istirahat. Saat mereka istirahat, indri merayunya. Saat itu pun Iqbal memutuskan untuk pulang.Sahabat-sahabat Firman pun datang menemui Iqbal, mereka ternyata menemukan Firman. Mereka menemukan Firman sedang rebahan di tempat imam mushala. Firman pun digelandang seperti orang gila. Mereka pun menanyakan apa yang terjadi sebenarnya pada firman l. Iqbal pun mengambil kesimpulan dan mengatakan bahwa firman sedang mendekati Allah. Nah, inilah saatnya Iqbal mencoba mengingatkan mereka tentang Allah. Dan ternyata mereka berniat kembali ke jalan Allah dan meninggalkan kemaksiatan. Subhanaalah.
Dan masalah pun kembali muncul. Ternyata Okta dan Indri bertengkar memperebutkan Iqbal. Iqbal pun takut godaan setan berupa syahwatnya dan berdoa kepada Allah agar lebih baik mengambil kedua matanya itu.Suatu kejadian buruk pun terjadi. Saat iqbal berada di kamar Firman, Indri pun datang dan masuk ke kamarnya. Indri pun merayunya dan mencoba memeluknya. Iqbal menolaknya. Saat itulah Firman datang dan melihat mereka berdekatan seperti itu. Firman marah dan menyuruh Iqbal pergi dari rumahnya. Firman pun menantang Iqbal di Alun-alun. Firman pun pergi.Saat itulah Iqbal mulai mengemasi barang-barangnya. Orang tua firman bingung apa yang sedang terjadi. Iqbal pun segera mendatangi alun-alun. Ternyata disana ada Firman dan sahabat-sahabatnya. Firman pun berkelahi dengan Iqbal di hujannya malam. Dan saat Iqbal terjatuh, Firman menyiramkan semangkuk sambal kemata Iqbal . Tinjuan bertubi-tubi pun menyebabkan Iqbal tidak sadarkan diri.Akhirnya Iqbal pun tersadar, namun Astagfirullah al’adzim, matanya tidak bisa dibuka. Kemudian sahabat-sahabatnya  pun datang. Sahabatnya kini tahu masalah yang terjadi. mereka pun membenci Firman atas kelakuannya, namun Iqbal meminta agar mereka tidak membenci Firman. Suatu hari, Parno pun memberi tahu bahwa yang terjadi pada firman. Firman menyesali semua kesalahan di liang kubur dan mencoba bunuh diri. Iqbal pun segera kabur dari rumah sakit dituntun oleh Parno. Di kuburan banyak orang berkumpul termasuk para wartawan. Iqbal pun mencoba agar  kembali kepada Allah dan masih ada waktu untuk bertobat. Setelah sekian lama berdialog akhirnya firman pun sadar dan sejurus kemudian terdengar gemuruh takbir.Akhirnya kedua mata Iqbal sembuh. Ia pun membaca judul sebuah koran tentangnya: IQBAL MAULANA TELAH SEMBUH KEDUA MATANYA. Iqbal pun mulai membimbing sahabat-sahabatnya. Bahkan Iqbal membentuk sebuah kelompok bersama pengamen lainnya yang bernama Ashabul Kahfi. Berita akan dirinya pun tersiar di berbagai koran. Antara lain judul nya yakni MUSAFIR CINTA – SEBUAH PERJALANAN HATI SEORANG IQBAL MAULANA. Ia pun selalu diwawancarai wartawan.Ia pun kini telah hapal Alquran. Ia pun memutuskan untuk kembali ke pesantren seperti janjinya kepada kyai sepuh untuk mempersunting seorang atau tiga gadis yakni Zaenab, Pricillia, atau Khaura.Ia pun diantar keluarga Firman dan para sahabatnya. Ia pun naik bersama keluarga Firman, sedangkan sahabatnya naik sebuah minibus yang bertuliskan ROMBONGAN ASHABUL KAHFI. Iqbal pun merasa sangat senang sekali dan grogi bahwa setelah tiga tahun ini ia akan bertemu kekasihnya. Selamat tinggal Banjarnegara. Selamat tinggal  Kenangan. Semoga Allah SWT  menjadikan Banjarnegara sebagai kota yang indah dan diberkahi. Amin..




c.       Sinopsis novel Makrifat Cinta
Apakah di mata kaum muslim, kami yang kristen ini dinyatakan menempuh jalan sesat?
Apakah sorang kristiani seperti saya bisa datang ke pusat budaya Islam seperti pesantren anda dengan nyaman?
Apakah seorang muslim boleh memiliki mertua yang beragama Kristen?
Inilah deretan pertanyaan yang dihadapi Iqbal Maulana, ketika dia diminta Kiai Sepuh mengajukan lamaran kepada ayah Priscilla yang bernaman Ignatius Dibyo Pratisto. Sekalipun telah melalui refleksi batin, permohonan petunjuk (munajat) kepada Allah SWT, saran dan pendapat dari orang tua dan para sahabat dekatnya di pesantren Tegal Jadin, Iqbal belum berani memutuskan sendiri siapakah yang akan dipilih untuk menjadi pendamping hidupnya: Zaenab, Priscilla, atau Khaura?Dalam buku terakhir Trilogi Novel Spiritual ini, Makrifat Cina, jubelan tantangan dalam proses pencarian spiritual tertinggi seorang manusia menghujam deras ke lubuk hati dan pikiran Iqbal Maulana. Itulah pencarian cinta religius yang bersumber pada cinta Ilahi. Kepulangannya ke Tegal Jadin yang sedianya bersumber para gadis itu, sesuai dengan saran dan permintaan Kiai Sepuh, yang semula terbayang sangat mudah sehingga dia bisa segera menikah, ternyata menuai gejolak dan benturan batin yang dahsyat
.Iqbal terbentur pada fakta: Apakah hujjah (nalar) yang sahih digunakan jika me-milih ketiga gadis itu? Apa pula hujjah yang logis dikedapankan jika pilihannya adalah satu diantara tiga gadis itu? Mungkinkah memlilih salah satunya dengan tanpa melukai persaan yang lainnya?

C.    Hikmah dan pelajaran yang dapat diambil dari novel trilogy Makrifat Cinta

Novel trilogy Makrifat Cinta karya Taufiqurrahman Al-azizy ini mengkemas perjalanan kisah cinta muda-mudi dan unsur agama didalamnya. Keduanya keduanya bergolak dilerung terdalam perasaan hati anak muda-mudi ini dalam kultur dan tradisi yang terus bergerak dan kadang penuh ketegangan.

Dalam novel ini pada ghirah Iqbal sebagai musafir (pencari) kesejatian cinta. Banyak hikmah yang terkandung dalam ulasan novel ini yaitu memberikan pengetahuan terhadap kita yang sedang berada pada tahap remaja pengetahuan akan pergaulan, perkenalan kita terhadap lawan jenis sesuai ketentuan islam, novel ini memberikan gambaran perkenalan secara islam itu apa, dan cara mencintai seseorang dengan halal. Pengarang Al-Hikam Al-‘Athaiyah “pecinta bukanlah orang yang mengharap ganti kekasihnya atau meminta kepentingan kepadanya”[5] cinta yang masih dilandasi syarat-syarat tertentu bukanlah cinta melainkan bentuk rekayasa demi memperoleh kepentingan.



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari ketiga novel tersebut yang terdiri dari Syahadat Cinta, Musafir Cinta dan Makrifat Cinta yang tergabung dalam trilogi Makrifat Cinta dapat kita tarik kesimpulan bahwa novel ini memberikan pelajaran dan pemahaman terhadap kita khususnya sebagai remaja bahwa jatuh cinta terhadap lawan jenis itu adalah perasaan yang wajar dan manusiawi hanya saja islam memberikan rambu-rambu batasan agar muda-mudi tidak terlampau jauh dengan masalah cinta. Novel ini juga memberikan contoh sosok laki-laki seperti Iqbal yang sangat menjunjung nilai-nilai islam dan menghormati seorang wanita dan tetap menjaga kesucian cintanya terhadap pujaan hatinya.




Daftar Pustaka

Afzalurrahman,Indeks al-Qur’an,Bumi Aksara,Jakarta,September,1997
Al-Ghifari,Abu, Pacaran yang Islami,Adakah?, Mujahid,Bandung,April,2004
Amini, Ibrahim, Kiat Memilih Jodoh, PT.Lentera Basritama,Jakarta,Maret,      2000.
Lari, Sayyid Mujtaba Musawi, Meraih Kesempurnaan Spiritual, Pustaka Hidayah, Bandung.
Mahmud, Ali Abdul Halim, Dr., Pendidikan Ruhani, Gema Insani Press, Jakarta, Desember,2000.
Effendi,Irmansyah,Hati Nurani,PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, Oktober, 2002.
Krishna,Anand,Masnawi,Bersama Jalaluddin Rummi Menggapai
Kebijaksanaan, PT. Gramedia Pustaka, Utama, Jakarta,2001.


[1] Amini, Ibrahim. “kiat memilih jodoh. PT lentera Basritama Jakarta maret 2000.
[2] Darul Falah, Taman orang-orang jatuh cinta dan memendam Rindu, Jakarta syawal 1429.
[3] Sajadah muslim.blogspot.
[4] Remaja islam.com.
[5] Muhammad Al- Hajjar dalam Al- Hubb Al- Khalil hlm.138.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar