BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Novel
trilogi makrifat cinta yang dikarang oleh Taufiqurrahman Al-azizy ini terdiri
dari tiga judul, novel yang pertama berjudul Syahadat cinta diterbitkan pada
tanggal 23 desember 2006, novel kedua berjudul Musafir cinta diterbitkan
sekitar bulan febuari 2007, disusul novel yang ketiga berjudul makrifat cinta
diterbitkan pada bulan mei 2007. Ketiga novel ini tergabung dalam trilogi
makrifat cinta , novel trilogi makrifat cinta ini memberikan pelajaran dan
gambaran tentang perkenalan, dan percintaan muda-mudi secara islam dan menurut
ajaran Rasulullah.
Karena
sejatinya islam tidak melarang seseorang untuk mengenal orang lain, termasuk
lawan jenis yang bukanlah mahram. Bahkan islam menganjurkan kepada kita untuk
bersatu, dan berjamaah untuk saling mengenal. Novel trilogi makrifat cinta ini
akan memberi gambaran perkenalan, dan percintaan menurut ajaran islam yang akan
di gambarkan sosok Iqbal sebagai tokoh utama didalam novel ini, selain itu juga
menceritakan sosok Iqbal yang berkelana dalam menemukan tambatan hatinya yang
penuh hiruk-piruk konflik batin didalamnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah diatas dapat diketahui rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana
pertemuan, perkenalan, hingga kisah jatuh cintanya sosok Iqbal didalam novel
trilogi Makrifat Cinta ?
2. Bagaimana
sinopsis dari novel trilogi Makrifat Cinta ?
3. Apa
hikmah yang dapat diambil dari isi novel trilogi ini?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pertemuan,
perkenalan hingga jatuh cintanya sosok Iqbal dalam novel trilogi Makrifat Cinta
Pertemuan: sosok Iqbal
sebelum bertemeu dengan tambatan hatinya, Iqbal merupakan pemuda yang
metropolitan yang jauh dari kehidupan agama dan lebih lekat dengan kehidupan
kota yang bebas dan tanpa aturan, hingga Allah mempertemukan dia dengan
kehidupan yang dekat dengan agama dan merubahnya menjadi pemuda yang mempunyai
pondasi agama hingga akhirnya dipertemukan dengan tiga sosok wanita yang
sholehah.[1]
Perkenalan : perkenalan
atau yang lebih dikenal dengan ta’aruf, secara bahasa ta’aruf bisa bermakna
“berkenalan” atau saling “mengenal” berasal dari akar kata ta’aarafa. Seperti ini
sudah ada dalam Al-qur’an firman Allah “hai manusia sesungguhnya kami telah
menciptakan kalian dari seorang pria dan seorang wanita, lalu menjadikan kalian
saling mengenal “ta’aarafu” (Q.S Al-Hujarat 13). Tak kenal maka tak sayang
itulah sebuah ungkapan yang telah populer dikehidupan kita bahkan ungkapan itu
berlaku untuk yaitu sejak seseorang mulai mengenal lingkungan hidupnya dalam
konteks hubungan antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahrom. Islam tidak
pernah melarang seseorang untuk mengenal orang lain termasuk lawan jenis yang
statusnya bukan mahrom. Bahkan islam menganjurkan kepada kita agar saling
mengenal satu sama lain karena islam bukanlah agama yang mempersulit bagi
hamba-hambanya.[2]
Dalam trilogi Makrifat
Cinta ini sosok Iqbal pun mengawali perkenalannya dengan Zaenab seorang gadis
sholehah yang merupakan santri putri dipesantren Tegal Jadin, selain itu Iqbal
pun berkenalan dengan dua gadis sholehah yang merupakan santri juga yaitu
Pricillia dan Khaura. Perkenalan Iqbal adalah campur tangan dari kiai sepuh
yang memperkenalkan Iqbal dengan ketiga gadis sholehah tersebut. Iqbal tidak
pernah berani menatap wajah mereka hanya mampu mengenali mereka lewat hati.
Iqbal sosok pemuda yang sangat menjaga pandangan matanya kepada lawan jenis.
Namun perkenalannya berlanjut membawa Iqbal kepada perasaan yang lazim yang
dirasakan oleh seorang laki-laki.
Jatuh cinta : cinta
adalah fitrah yang suci, karunia dan anugrah serta rahmat dari Allah Swt yang
diberikan kepada manusia, cinta seorang laki-laki kepada wanita adalah perasaan
yang manusiawi yang bersumber dari fitrah yang diciptakan Allah didalam jiwa
manusia. Islam juga melarang seseorang untuk mencintai sesuatu tetapi untuk tingkatan
ini harus ada batasnya. Perasaan cinta itu timbul karena dari segi dzatnya atau
bentuknya secara manusiawi wajar untuk dicintai perasaan ini adalah perasaan
normal.[3]
Setelah iqbal bertemu
berkenalan (ta’aruf) dengan ketiga gadis itu seiring berjalannya waktu Iqbal
pun mulai merasakan ada perasaan yang berbeda didalam hatinya kepada tiga gadis
sholehah itu (Zaenab,Pricillia, dan Khaura) namun Iqbal tidak mau tenggelam
dengan rasa cintanya itu kedalam jalan kemaksiatan. Iqbal selalu menyimpan rasa
cinta dan sayangnya terlebih kerinduannya kepada tiga gadis itu hanya disimpan
dihati dan diekpresikan melalui surat-surat cinta. Begitu indah cinta muda-mudi
yang dilanda asmara. Iqbal akhirnya memutuskan untuk memberikan cintanya kepada
pujaan hatinya secara halal yaitu menikahinya.[4]
B.
Sinopsis-sinopsis dari novel trilogi Makrifat
Cinta
a. Sinopsis
novel Syahadat Cinta
Syahadat Cinta merupakan film Indonesia yang
dirilis pada tahun 2008 yang disutradarai oleh Gunawan Paggaru. Film ini
sendiri diangkat dari novel laris berjudul sama Syahadat Cinta karangan
Taufiqurrahman Al-Azizy. Film ini akan dibintangi antara lain oleh Arif Rahman,
Imel Putri Cahyati, Cantika Atmenagara, Muchtar Sum, Adhitya Putri, Hengky
Kurniawan, Ricky Harun, Minati Atmanegara, dan Donna Harun dan akan dilakukan
di beberapa lokasi di Jakarta. Film ini rencananya akan tayang di bioskop di
Indonesia dalam setempat Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Filipina dalam
lokasi setempat Jakarta, Indonesia mulai 13 Agustus 2008. Sinopsis Iqbal (Arif
Rahman), pemuda metropolis yang tidak pernah salat dan tak bisa mengaji. Namun
akhirnya ia mulai meniti jalan yang benar, dimulai saat ia merasa bersalah
telah mencelakai ibunya sendiri. Karena penyesalannya, ia memutuskan untuk
mondok di pesantren Kyai Siddiq (Muchtar Sum) di Tegal Jadin. Ternyata selama
dua bulan Iqbal hanya disuruh mengambil air dari telaga. Saking kesalnya, Iqbal
meluapkan marahnya di telaga. Disanalahi a bertemu dengan Aisyah (Imel Putri
Cahyati), putri dari Kyiai Subadar (Chairil JM), sekaligus cucu dari Kyai
Siddiq. Takut dimarahi Kyai dan adanya perseteruan religius yang sangat tajam,
Iqbal melarikan diri tanpa tujuan. Hingga ia bertemu Pricilia (Cantika
Atmanagara), gadis Kristen yang baik hati. Pricilla membantu iqbal mencari tempat
tinggal namun Iqbal memutuskan untuk tinggal di rumah Ibu Jamilah (Donna
Harun), seorang pengemis yang hidup bersama kedua anaknya, Fatimah (Salsa) dan
Irsyad (Ricky Harun). Dalam perjalanan mempelajari agama Islam, Iqbal mendapat
banyak cobaan. Namun cobaan tersebut tidak membuatnya mundur dari tekadnya
untuk menjadi orang yang taat.
b. Sinopsis
novel Musafir Cinta
Melanjutkan
novel Syahadat Cinta pada trilogi Makrifat Cinta karya Taufiqurrahman al-Azizy,
Iqbal pun pergi meninggalkan pesantren Tegal Jadin. Namun ia bingung harus
pergi kemana. Tidak mungkin apabila ia harus kembali ke Jakarta. Dan kemudian
dengan berkata Basmalah, ia pun melangkah pergi menjadi seorang musafir…
Ia pun
segera naik bis jurusan Solo-Purwokerto. Namun, ia tetap tidak tahu kemana
tujuannya itu. Di dalam bis, ia melihat seorang perempuan berjilbab. Dan
seorang pemuda pun duduk di sebelahnya. Tak lama kemudian pemuda dan perempuan
itu mulai berkenalan. Iqbal mendengarkan pembicaraan mereka karena memang
jaraknya sangat dekat. Dan tanpa disangka-sangka, mereka kian dekat, bahkan
sang perempuan pun menyandarkan kepalanya kepada sang pemuda itu, padahal
perempuan itu berjilbab. Mereka pun saling berpegangan dan semakin bermesraan.
Wah-wah udah mulai nggak bener nih…
Iqbal pun teringat
pada sebuah ayat AlQuran yang berbunyi:
“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki
yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang
baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk
wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang
dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang
mulia (surga). QS. An-Nur:26.
Ia pun
teringat akan Aisyah. Ia teringat akan tudingan para sahabatnya bahwa ia telah
berkhalawat dengan Aisyah, tudingan yang menjadi bagian hujjah yang
mengadilinya sehingga dirinya harus meninggalkan Tegal Jadin.
Seandainya mereka ada disini, ingin sekali Iqbal mengatakan kepada mereka semua:
inilah sejati-jatinya khalwat itu. Inilah khalwat itu. Ialah dua insan
laki-laki dan perempuan yang berasik-masyuk seperti kedua orang ini. Inilah
makna “berdua-duaan yang diharamkan” itu. Iqbal pun menangis.
Iqbal pun
berkenalan dengan seorang pemuda yang bernama Anton. Mereka akhirnya berdiskusi
tentang Islam. Ternyata agama Anton adalah Agama Cinta. Wah macem-macem ajah
nih.. namun di akhir diskusi, Iqbal merasa menang.
Dan
tiba-tiba bis pun mogok, mereka semua turun. Iqbal hanya diam saja. Sudah satu
jam ia sholat dan berdoa kepada Allah. Ia kembali teringat akan kesalahan besar
di masa lalunya. Anton pun menegurnya dan ia pun kagum terhadap Iqbal.
Mereka pun
menunggu bis lagi. Iqbal pun melihat segerombolan orang yang sedang menyanyikan
lagu-lagu religi. Namun mereka minum-minuman keras. Saat bis datang Iqbal
memutuskan untuk tetap disini dan berkenalan dengan gerombolan itu.
Setelah
berkenalan, firman meminta uang kepada Iqbal untuk membeli minuman. Parno
(sahabat firman) melarangnya. Akhirnya Iqbal akan memberi uang jika
digunakan untuk hal yang bermanfaat. Iqbal pun menawarkan ingin membelikan
mereka dua buah gitar agar nantinya bisa digunakan untuk ngamen. Ia pun
mengeluarkan uang lima ratus ribu dan memberikannya kepada mereka. Terbelalaklah
mereka sebab mereka tidak membayangkan Iqbal akan mengeluarkan uang sebanyak
itu. Kemudian iqbal pun merasa bahwa mereka mulai ada rasa segan
terhadapnya. Iqal pun di ajak istirahat ke rumah Firman. Ternyata firman
merupakan orang yang berkecukupan. Ia berubah menjadi “liar” setelah adiknya
diperkosa dan dibunuh. Sejak saat itulah rumah itu penuh kemaksiatan. Ayah dan
ibu Firman pun melihat Iqbal sedang sholat Subuh. Mereka sangat senang melihat
baru kali ini ada sahabat Firman yang paling aneh, yang mendirikan sholat di
rumah mereka. Mereka pun menganggap Iqbal adalah mukjizat dari Allah untuk
merubah kehidupan di rumah mereka. Mereka pun meminta Iqbal untuk tinggal di
rumah mereka. Iqbal menyetujuinya.Selama Iqbal tinggal disana, Iqbal memutuskan
untuk mengahafal Alquran. Iqbal memutuskan harus mengahafal tujuh ayat perhari
sehingga dalam tiga tahun ia dapat menghafal Alquran.Suatu hari ia berseteru
dengan Firman, tentu saja mengenai Islam. Dan Iqbal pun merasa perkataan Firman
ada benarnya. Gawatnya, Iqbal pun mulai ragu akan Islam, dan mulai
meninggalkan kewajibannya sebagai muslim. Ia pun bingung dan selalu menangis.
Suatu sore dan hujan terus mengguyur, ia pun pergi dan berlari untuk mencari
gereja. Ia pun masuk dan mengadu sebagaimana seorang kristen melakukan
pengakuan.
Kemudian
seorang pendeta bertanya padanya, “ada apa anakku?”.
Iqbal pun
meminta maaf karena telah mengunjungi Rumah Tuhan yang bukan Tuhannya. Iapun
mengatakan bahwa dirinya seorang muslim. Iqbal mengaku tidak sanggup
menemukan Tuhannya. Iqbal pun menceritakan masalahnya. Sang pendeta pun mencoba
membantu mencari Tuhan yang Iqbal cari.Kemudian yang tak disangka-sangka, sang
pendeta mulai menasihati Iqbal. Sang pendeta mengatakan bahwa Iqbal telah putus
asa. Dan putus asa adalah jalan yang terkutuk. Sang pendeta pun mencoba untuk
meyakinkan Iqbal terhadap Allah, Tuhannya. Ia pun menyuruh Iqbal untuk meminta
ampunan kepada Allah. Iqbal pun menangis. Iqbal tidak menyangka bahwa ada
seorang pendeta yang sedemikian bijak bestari, luas wawasannya, dan
melintas-batas keyakinannya. Ia pun kembali pulang dengan penuh
semangat.Esoknya, Indri (kekasih Firman) datang ke rumah Firman. Iqbal
yang menemuinya (Orang tua firman tidak mau menemuinya). Iqbal pun menasihati
Indri agar kembali kepada Allah. Dan secara tidak langsung menasihati Indri
agar Indri menjaga kesuciannya. Indri pun menangis dan pergi dengan berlari.
Wah, Iqbal pun merasa bersalah tentang apa yang dikatakannya kepada Indri.
Namun ia tetap yakin bahwa yang dilakukannya demi kebaikan Indri.Beberapa hari
kemudian, indri datang kembali dengan wajah cerah. Iqbal berharap indri tidak
terluka akan perkataannya sebelumnya. Indri pun mengajak Iqbal untuk mencari
Firman yang memang sudah beberapa hari tidak pulang sejak berseteru dengan Iqbal.
Setelah mencari dimana-mana, Iqbal merasa capek dan minta istirahat. Saat
mereka istirahat, indri merayunya. Saat itu pun Iqbal memutuskan untuk
pulang.Sahabat-sahabat Firman pun datang menemui Iqbal, mereka ternyata
menemukan Firman. Mereka menemukan Firman sedang rebahan di tempat imam
mushala. Firman pun digelandang seperti orang gila. Mereka pun menanyakan apa
yang terjadi sebenarnya pada firman l. Iqbal pun mengambil kesimpulan dan
mengatakan bahwa firman sedang mendekati Allah. Nah, inilah saatnya Iqbal
mencoba mengingatkan mereka tentang Allah. Dan ternyata mereka berniat kembali
ke jalan Allah dan meninggalkan kemaksiatan. Subhanaalah.
Dan masalah
pun kembali muncul. Ternyata Okta dan Indri bertengkar memperebutkan Iqbal.
Iqbal pun takut godaan setan berupa syahwatnya dan berdoa kepada Allah agar
lebih baik mengambil kedua matanya itu.Suatu kejadian buruk pun terjadi. Saat
iqbal berada di kamar Firman, Indri pun datang dan masuk ke kamarnya. Indri pun
merayunya dan mencoba memeluknya. Iqbal menolaknya. Saat itulah Firman datang
dan melihat mereka berdekatan seperti itu. Firman marah dan menyuruh Iqbal
pergi dari rumahnya. Firman pun menantang Iqbal di Alun-alun. Firman pun
pergi.Saat itulah Iqbal mulai mengemasi barang-barangnya. Orang tua firman
bingung apa yang sedang terjadi. Iqbal pun segera mendatangi alun-alun.
Ternyata disana ada Firman dan sahabat-sahabatnya. Firman pun berkelahi dengan
Iqbal di hujannya malam. Dan saat Iqbal terjatuh, Firman menyiramkan semangkuk
sambal kemata Iqbal . Tinjuan bertubi-tubi pun menyebabkan Iqbal tidak sadarkan
diri.Akhirnya Iqbal pun tersadar, namun Astagfirullah al’adzim, matanya tidak
bisa dibuka. Kemudian sahabat-sahabatnya pun datang. Sahabatnya kini tahu
masalah yang terjadi. mereka pun membenci Firman atas kelakuannya, namun Iqbal
meminta agar mereka tidak membenci Firman. Suatu hari, Parno pun memberi tahu
bahwa yang terjadi pada firman. Firman menyesali semua kesalahan di liang kubur
dan mencoba bunuh diri. Iqbal pun segera kabur dari rumah sakit dituntun oleh
Parno. Di kuburan banyak orang berkumpul termasuk para wartawan. Iqbal pun
mencoba agar kembali kepada Allah dan masih ada waktu untuk bertobat.
Setelah sekian lama berdialog akhirnya firman pun sadar dan sejurus kemudian
terdengar gemuruh takbir.Akhirnya kedua mata Iqbal sembuh. Ia pun membaca judul
sebuah koran tentangnya: IQBAL MAULANA TELAH SEMBUH KEDUA MATANYA. Iqbal pun
mulai membimbing sahabat-sahabatnya. Bahkan Iqbal membentuk sebuah kelompok
bersama pengamen lainnya yang bernama Ashabul Kahfi. Berita akan dirinya pun
tersiar di berbagai koran. Antara lain judul nya yakni MUSAFIR CINTA – SEBUAH
PERJALANAN HATI SEORANG IQBAL MAULANA. Ia pun selalu diwawancarai wartawan.Ia
pun kini telah hapal Alquran. Ia pun memutuskan untuk kembali ke pesantren
seperti janjinya kepada kyai sepuh untuk mempersunting seorang atau tiga gadis
yakni Zaenab, Pricillia, atau Khaura.Ia pun diantar keluarga Firman dan para
sahabatnya. Ia pun naik bersama keluarga Firman, sedangkan sahabatnya naik
sebuah minibus yang bertuliskan ROMBONGAN ASHABUL KAHFI. Iqbal pun merasa
sangat senang sekali dan grogi bahwa setelah tiga tahun ini ia akan bertemu
kekasihnya. Selamat tinggal Banjarnegara. Selamat tinggal Kenangan.
Semoga Allah SWT menjadikan Banjarnegara sebagai kota yang indah dan
diberkahi. Amin..
c. Sinopsis novel Makrifat Cinta
Apakah di mata kaum muslim, kami yang
kristen ini dinyatakan menempuh jalan sesat?
Apakah sorang kristiani seperti saya bisa datang ke pusat budaya Islam seperti pesantren anda dengan nyaman?
Apakah seorang muslim boleh memiliki mertua yang beragama Kristen?
Inilah deretan pertanyaan yang dihadapi Iqbal Maulana, ketika dia diminta Kiai Sepuh mengajukan lamaran kepada ayah Priscilla yang bernaman Ignatius Dibyo Pratisto. Sekalipun telah melalui refleksi batin, permohonan petunjuk (munajat) kepada Allah SWT, saran dan pendapat dari orang tua dan para sahabat dekatnya di pesantren Tegal Jadin, Iqbal belum berani memutuskan sendiri siapakah yang akan dipilih untuk menjadi pendamping hidupnya: Zaenab, Priscilla, atau Khaura?Dalam buku terakhir Trilogi Novel Spiritual ini, Makrifat Cina, jubelan tantangan dalam proses pencarian spiritual tertinggi seorang manusia menghujam deras ke lubuk hati dan pikiran Iqbal Maulana. Itulah pencarian cinta religius yang bersumber pada cinta Ilahi. Kepulangannya ke Tegal Jadin yang sedianya bersumber para gadis itu, sesuai dengan saran dan permintaan Kiai Sepuh, yang semula terbayang sangat mudah sehingga dia bisa segera menikah, ternyata menuai gejolak dan benturan batin yang dahsyat.Iqbal terbentur pada fakta: Apakah hujjah (nalar) yang sahih digunakan jika me-milih ketiga gadis itu? Apa pula hujjah yang logis dikedapankan jika pilihannya adalah satu diantara tiga gadis itu? Mungkinkah memlilih salah satunya dengan tanpa melukai persaan yang lainnya?
Apakah sorang kristiani seperti saya bisa datang ke pusat budaya Islam seperti pesantren anda dengan nyaman?
Apakah seorang muslim boleh memiliki mertua yang beragama Kristen?
Inilah deretan pertanyaan yang dihadapi Iqbal Maulana, ketika dia diminta Kiai Sepuh mengajukan lamaran kepada ayah Priscilla yang bernaman Ignatius Dibyo Pratisto. Sekalipun telah melalui refleksi batin, permohonan petunjuk (munajat) kepada Allah SWT, saran dan pendapat dari orang tua dan para sahabat dekatnya di pesantren Tegal Jadin, Iqbal belum berani memutuskan sendiri siapakah yang akan dipilih untuk menjadi pendamping hidupnya: Zaenab, Priscilla, atau Khaura?Dalam buku terakhir Trilogi Novel Spiritual ini, Makrifat Cina, jubelan tantangan dalam proses pencarian spiritual tertinggi seorang manusia menghujam deras ke lubuk hati dan pikiran Iqbal Maulana. Itulah pencarian cinta religius yang bersumber pada cinta Ilahi. Kepulangannya ke Tegal Jadin yang sedianya bersumber para gadis itu, sesuai dengan saran dan permintaan Kiai Sepuh, yang semula terbayang sangat mudah sehingga dia bisa segera menikah, ternyata menuai gejolak dan benturan batin yang dahsyat.Iqbal terbentur pada fakta: Apakah hujjah (nalar) yang sahih digunakan jika me-milih ketiga gadis itu? Apa pula hujjah yang logis dikedapankan jika pilihannya adalah satu diantara tiga gadis itu? Mungkinkah memlilih salah satunya dengan tanpa melukai persaan yang lainnya?
C. Hikmah
dan pelajaran yang dapat diambil dari novel trilogy Makrifat Cinta
Novel
trilogy Makrifat Cinta karya Taufiqurrahman Al-azizy ini mengkemas perjalanan
kisah cinta muda-mudi dan unsur agama didalamnya. Keduanya keduanya bergolak
dilerung terdalam perasaan hati anak muda-mudi ini dalam kultur dan tradisi
yang terus bergerak dan kadang penuh ketegangan.
Dalam novel
ini pada ghirah Iqbal sebagai musafir (pencari) kesejatian cinta. Banyak hikmah
yang terkandung dalam ulasan novel ini yaitu memberikan pengetahuan terhadap
kita yang sedang berada pada tahap remaja pengetahuan akan pergaulan,
perkenalan kita terhadap lawan jenis sesuai ketentuan islam, novel ini
memberikan gambaran perkenalan secara islam itu apa, dan cara mencintai
seseorang dengan halal. Pengarang Al-Hikam Al-‘Athaiyah “pecinta bukanlah orang
yang mengharap ganti kekasihnya atau meminta kepentingan kepadanya”[5]
cinta yang masih dilandasi syarat-syarat tertentu bukanlah cinta melainkan
bentuk rekayasa demi memperoleh kepentingan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari ketiga
novel tersebut yang terdiri dari Syahadat Cinta, Musafir Cinta dan Makrifat
Cinta yang tergabung dalam trilogi Makrifat Cinta dapat kita tarik kesimpulan
bahwa novel ini memberikan pelajaran dan pemahaman terhadap kita khususnya
sebagai remaja bahwa jatuh cinta terhadap lawan jenis itu adalah perasaan yang
wajar dan manusiawi hanya saja islam memberikan rambu-rambu batasan agar
muda-mudi tidak terlampau jauh dengan masalah cinta. Novel ini juga memberikan
contoh sosok laki-laki seperti Iqbal yang sangat menjunjung nilai-nilai islam
dan menghormati seorang wanita dan tetap menjaga kesucian cintanya terhadap
pujaan hatinya.
Daftar Pustaka
Afzalurrahman,Indeks al-Qur’an,Bumi
Aksara,Jakarta,September,1997
Al-Ghifari,Abu,
Pacaran yang Islami,Adakah?,
Mujahid,Bandung,April,2004
Amini, Ibrahim, Kiat Memilih Jodoh,
PT.Lentera Basritama,Jakarta,Maret,
2000.
Lari, Sayyid Mujtaba Musawi, Meraih
Kesempurnaan Spiritual, Pustaka Hidayah, Bandung.
Mahmud, Ali Abdul Halim, Dr.,
Pendidikan Ruhani, Gema Insani Press, Jakarta, Desember,2000.
Effendi,Irmansyah,Hati Nurani,PT
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, Oktober, 2002.
Krishna,Anand,Masnawi,Bersama
Jalaluddin Rummi Menggapai
Kebijaksanaan, PT. Gramedia Pustaka, Utama, Jakarta,2001.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar