fatkhiyah

Kamis, 22 Desember 2016

KETERKAITAN ANTARA ILMU DAKWAH DENGAN KOMUNIKASI




KETERKAITAN ANTARA
 ILMU DAKWAH DENGAN KOMUNIKASI

MAKALAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Ilmu Dakwah
Dosen Pengampu : Kholisin. S.Sos.I, M.S.I




Disusun Oleh :

Fatkhiyah Eka Himawati    (1501036010)
Khoirinida Ulfa                  (1501036014)
Anisa Rochmiana                (1501036015)



FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2016
BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Komunikasi dan dakwah adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan atau satu sama lain saling terkait.  Keduanya merupakan disiplin ilmu yang berdiri sendiri, namun dalam praktik serta aplikasinya selalu terpadu antara satu dengan lainnya serta saling menunjang.[1]
Kenyataan menunjukkan bahwa banyak pesan dakwah tidak sampai kepada sasaran, karena dai (komunikator) tidak mampu berkomunikasi secera efektif. Hal ini disebabkan karena ketidakmampuan menuangkan pesannya dalam bahasa yang baik dan benar. Seolah-olah dakwah yang disajikan kering, gersang dan hambar. Bahasanya tidak bergaya, mad’u (komunikan) tidak memahami apa yang disampaikannya, minat dan interest mad’u hilang dan komunikasi tidak terjalin.
Komunikasi efektif mempunyai nuansa dan varian sesuai dengan kepentingan dan tujuannya. Walaupun pada prinsipnya tujuannya sama, yakni bagaiman pesan komunikasi yang disampaikan dapat diserap, dihayati, dan direspon oleh komunikan secara positif.[2]
Karena itu, komunikasi sebagai sarana vital sangat menunjang bagi terlaksananya dakwah. Sehingga pemahaman dai tentang ilmu tersebut akan memberikan arti penting bagi suksesnya dakwah. Yakni terlaksananya ajaran Islam dengan tegaknya amar makruf dan nahi munkar.
B.   Rumusan Masalah
1.    Apa yang dimaksud dengan Komunikasi Dakwah?
2.    Apa dasar dan hukum Komunikasi Dakwah?
3.    Apa saja unsur-unsur serta tujuan dalam Komunikasi Dakwah?
4.    Bagaimana hubungan proses komunikasi dengan penyampaian pesan dakwah?
5.    Bagaimana Karakteristik proses komunikasi dakwah?
6.    Bagaimana bentuk-bentuk komunikasi dalam penyampaian pesan dakwah?

BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian Komunikasi Dakwah
Antara komunikasi dan dakwah sebenarnya terdapat persamaan dalam proses pelaksanaannya, karena pada dasarnya dakwah itu merupakan suatu bentuk komunikasi yang khas yang membedakan dirinya dari bentuk komunikasi yang lain pada umumnya. Perbedaan itu terletak pada : sumber, pesan, metode, tujuan, dan penerima. Dakwah dapat memenuhi kriteria komunikasi sbb:
1.    Who : setiap pribadi muslim.
2.    Says What : Pesan-pesan Alqur’an dan sunnah serta penjabarannya.
3.    To Whom : kepada manusia pada umumnya.
4.    In Which Channel : memakai media/ saluran dakwah apa saja yg sah secara hukum.
5.    With What Effect : terjadinya perubahan tingkah laku, sikap, dan perbuatan sesuai dengan psan-pesan yang disampaikan oleh komunikator. (perubahan disebut dengan istilah amal saleh).[3]
Dengan demikian, dapat kita formulasikan pengertian komunikasi dakwah itu sebagai: Suatu bentuk komunikasi yang khas dimana seseorang (da’i-komunikator) menyampaikan pesan-pesan (message) yang bersumber atau sesuai dengan ajaran Alqur’an dan sunnah, dengan tujuan agar orang lain (komunikan) dapat berbuat amal shaleh sesuai dengan pesan-pesan yang disampaikan tersebut.[4]

B.   Dasar dan Hukum Komunikasi Dakwah
Pelaksanaan komunikasi dakwah didasarkan pada ajaran agama Islam yaitu: alqur’an dan hadist. Adapun ayat yang menjadi dasar pelaksanaan komunikasi dakwah didalam lingkup mahasiswa adalah:

ولتكن منكم امة يدعون إلىالخير ويأ مرون بالمعروف وينهون عن المنكر و أولئك هم المفلحون
{ال عمران:  104}
Artinya: “dan hendaklah diantara kamu ada sebagian umat yang menyeru kepada kebajikan dan mencegah kemunkaran, merekalah orang-orang yang beruntung”. (Q.S Ali-Imran :104)
من رأئ منكم منكرا ﻓﻠﻳﻐﻴﺮﻩ ﺑﻴﺩﻩ ﻓﺄن لم يستطع فبلسا نه ﻓﺄن لم ﻳﺴﺘﻃﻊ ﻓﺒﻘﻠﺒﻪ سو ﺫﻟﻚ ﺍﺿﻌﻑ ﺍﻻﻳﻣﺎﻥ
Artinya: “ barang siapa diantara kamu melihat kemunkaran, maka hendaklah ia mengubahnya (mencegahnya) dengan tangannya, apabila ia tidak sanggup, maka dengan hatinya dan itulah selemah-lemahnya iman” (H.R. Bukhari)
C.  Unsur-unsur dan Tujuan Komunikasi Dakwah
1.    Unsur-Unsur Komunikasi Dakwah
Kalau diperhatikan secara seksama dan mendalam, maka pengertian daripada dakwah itu tidak lain adalah komunikasi. Hanya saja yang secara khas dibedakan dari bentuk komunikasi yang lainnya, terletak pada cara dan tujuan yang akan dicapai. Untuk mencapai tujuan itu diperlukan adanya usaha agar tercapai tujuan tersebut yang meliputi unsur-unsur komunikasi dakwah yang telah dijelaskan diatas bahwa antara komunikasi dakwah dengan dakwah hampir sama oleh karena itu, unsur-unsur komunikasi dakwah sama isinya dengan unsur-unsur komunikasi dakwah. 
Unsur-unsur pelaksanaan kegiatan komunikasi dakwah adalah sesuatu yang harus ada, bagian-bagian yang terkait, yang membentuk satu kesatuan fungsi dalam pelaksanaan kegiatan komunikasi dakwah. Unsur-unsur tersebut adalah:
1). Subyek Komunikasi Dakwah
       Suatu kegiatan dakwah akan mencapai tujuan komunikasi dakwah yang sesuai dengan ajaran agama Islam, maka membutuhkan beberapa persyaratan diantaranya Da’i, yang mempunyai tugas memberikan masukan-masukan demi terciptanya jiwa yang baik kepada sasarannya. Subyek dakwah atau Da’i itu sendiri berarti orang yang melaksanakan tugas-tugas dakwah.

       Menurut Ahmad Suyuti Da’i atau  مبالغ adalah berasal dari bahasa Arab  " بلغ– يبلغ"yang berarti orang yang menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat penerima dakwah.[5]
       Menurut Muriah dalam bukunya yang berjudul Metodologi Dakwah Kontemporer bahwa Da’i dibagi menjadi dua kriteria yaitu umum dan khusus. Secara umum adalah setiap muslim dan muslimat yang berdakwah sebagai kewajiban yang melekat tidak terpisahkan dari misinya dari sebagai penganut Islam sesuai dengan perintah "بلغو عنىولوآية". Sedangkan secara khusus adalah mereka yang mengambil keahlian khusus dalam bidang dakwah Islam dengan kesungguhan dan qodrah khasanah.[6]
      Dari beberapa definisi di atas penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa Da’i adalah orang yang menyampaikan ajaran Islam atau risalah Allah kepada seseorang atau kelompok sebagai sasaran dakwahnya dengan cara lisan, tulisan, ataupun perbuatan yang nyata.
2.    Tujuan Komunikasi Dakwah
Islam adalah agama yang berorientasi kepada amal shaleh, dan menghindarkan pemeluknya maupun bukan pemeluknya dari perbuatan atau amal yang munkar. Amal shaleh yang dimaksudkan sudah barang tentu semua tingkah laku yang selaras sesuai dengan pedoman-pedoman dasar agama,yaitu al Qur’an dan Sunnah Rosulullah
Salah satu tugas Rosulullah Muhammad SAW adalah membawa amanah suci berupa menyempurnakan akhlak yang mulia kepada manusia. Dan akhlak yang mulia ini tidak lain adalah Al Qur’anul karim itu sendiri sebab hanya kepada Qur’an sajalah setiap pribadi muslim itu berpedoman.tujuan dakwah dalam arti luas adalah menegakkan ajaran agama Islam pada setiap insan baik individu maupun masyarakat. Allah berfirman:
والله يدعو الى الجنة والمغفرة باذنه ويبين ايته للناس لعلهم يتذكرون (البقرة: 221)
Artinya: “Dan Allah menyeru kepada jalan ke surga dan ampunan dengan izin-Nya, dan dia menerangkan ayat-ayatnya kepada manusia agar manusia memperoleh pelajaran.” (Q.S Al-Baqarah: 221).[7]
Firman Allah tersebut secara tegas mengajak manusia agar senantiasa beramak shaleh yang menyebabkannya dapat memasuki surga Allah. Disamping itu, Allah juga mengajak manusia menuju kepada ampunan-Nya, jangan menyekutukan-Nya serta jangan memenuhi hawa nafsu.

Terwujudnya Islam sebagai Rahmatan lil ‘alamin bagi seluruh alam, tidak lepas dari usaha aktivitas dakwah itu sendiri dari segi hirarki, tujuan dakwah dapat dibagi menjadi dua macam yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum dakwah adalah merupakan sesuatu yang hendak dicapai dalam seluruh aktivatas dakwah. Sedangkan tujuan khususnya yaitu agar seluruh pelaksanaan komunikasi dakwah dapat jelas diketahui kemana arahnya ataupun jenis kegiatan apa yang hendak dikerjakan kepada siapa berdakwah dengan cara bagaimana dan sebagainya secara terperinci sehingga tidak terjadi overlapping antara juru dakwah yang satu dengan yang lain yang hanya disebabkan masih umumnya tujuan yang hendak dicapai.[8]
Dalam konteks ini, dakwah tidak hanya sekedar berkhotbah di masjid,tetapi dakwah merupakan suatu aktivitas pribadi muslim dalam segala aspeknya. Dakwah dapat menyorot semua bidang.
Dengan demikian, secara sederhana dapat disimpulkan bahwa tujuan dari komunikasi dakwah itu adalah:
1). Bagi setiap pribadi muslim: dengan melakukan dakwah berarti  bertujuan untuk melaksanakan salah satu kewajiban agamanya, yaitu Islam
2).  Tujuan daripada komunikasi dakwah ini, adalah terjadinya   perubahan tingkah laku, sikap atau perbuatan yang sesuai dengan pesan-pesan (risalah) Alqur’an dan sunnah.
D.  Hubungan Proses Komunikasi dengan Penyampaian Pesan Dakwah
Dalam ajaran Islam, komunikasi mendapatkan tekanan yang cukup kuat bagi manusia sebagai anggota masyarakat, dan sebagai makhluk Tuhan, Allah Berfirman :
ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ أَيْنَ مَا ثُقِفُوا إِلَّا بِحَبْلٍ مِنَ اللَّهِ وَحَبْلٍ مِنَ النَّاسِ وَبَاءُوا بِغَضَبٍ مِنَ اللَّهِ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الْمَسْكَنَةُ ۚ  ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُوا يَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ الْأَنْبِيَاءَ بِغَيْرِ حَقٍّ ۚ ذَٰلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ

"Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas" (QS. Ali Imran : 112).
Dalam Interaksi antara Da'i dan Mad'u, Da'i dapat menyampaikan pesan-pesan dakwah (materi dakwah), melalui alat atau sarana yang ada. Komunikasi dalam proses dakwah tidsak hanya ditujukan untuk memberikan pengertian, mempengaruhi sikap, membina hubungan sosial yang baik, tapi tujuan terpenting dalam berkomunikasi adalah mendorong Mad'u untuk bertindak melaksanakan ajaran-ajaran agama dengan terlebih dahulu memberikan pengertian-pengertian, mempengaruhi sikap, dan membina hubungan baik. Dalam proses bagaimana Mad'u menerimsa informasi, mengolahnya, menyimpan, dan menghasilkan informasi dalam psikologi komunikasi disebut sebagai sistem komunikasi Intra Personal. Jalaluddin Rakhmat memandang dalam proses penyampaian pesan dakwah melalui media baik cetak maupun elektronik, seorang juru dakwah harus mampu menyesuaikan kedudukannnya sebagai komunikator yang berhadapan dengan sekian banyak audiens dan dengan latar belakang pendidikan, usia, profesi yang berbeda.
Dalam penyampaian pesan dakwah secara lisan atau langsung, juru dakwah akan berhadapan dengan kelompok audiens yang mempunyai kecenderungan sama. Sehingga para juru dakwah dapat menampilkan penyampaian pesan dakwah yang sesuai dengan kebutuhan. Baik penyampaian dakwah secara langsung atau tidak langsuang, jelas mempunyai perhubungan yang tidak dapat dipisahkan dengan proses komunikasi mengingat komunikasi mempunyai sifat baik secara langsung atau tidak langsung.
E.   Karakteristik Proses Komunikasi Dakwah
Baik komunikasi atau dakwah keduanya dilakukan baik secara langsung ataupun tidak langsung. Dalam proses secara langsung komunikasi ataupun dakwah dapat dilakukan melalui dua cara yaitu verbal dan non verbal. Dalam penyampaian pesan verbal komunikasi atau dakwah itu bisa bersifat satu arah ataupun dua arah.Dalam komunikasi atau dakwah non verbal kegiatan ini bisa dilakukan melalui berbagai kegiatan atau iklan-iklan yang tujuannya perubahan sikap dan tingkah laku.
Dalam pemikiran Jalaludin Rahmat tentang komunikasi dalam persepektif dakwah bahwa dalam menyampaikan pesan dakwahnya Jalal telah menggunakan dua bentuk penyampaian pesan dakwah.Pertama verbal, dimana pesan komunikasi dakwah yang dilakukan Jalal menggunkan lisan atau ucapan.Kedua non verbal, yaitu pesan dakwah yang disampaikan melalui tulisan.Dalam melakukan pendekatan kepada audiennya Jalal menggunakan beberapa pendekatan.Yaitu, persuasive dan koersif.
Adapun sifat dari pesan dakwah yang disampaikan oleh Jalal adalah Qaulansadidan (perkataan yang benar), qawlan balighan (perkataan, sampai), Qawlan maysura, Qawlanlayyinan, Qawlanma’rufan.Kata kunci ini yang menjadikan dasar kesamaan pemikiran Jalaluddin Rakhmat baik dalam bidang komunikasi ataupun dalam bidang dakwahnya.
Perubahan tingkah laku akibat proses dari komunikasi atau dakwah tersebut adalah respon dari objek. Respon yang ditanggapi secara positif akan melahirkan tingkah laku atau sikap sesuai dengan yang direncanakan oleh komunikator ataupun da’i. Adapun respon negatif adalah proses perlawanan sikap komunikan atau mad’u terhadap tujuan yang akan dicapai. Secara sederhana respon merupakan proses reaksi dari aksi yang disampaikan oleh seseorang yang dilakukan baik secara sadar atau tidak sadar.
F.   Bentuk-bentuk Komunikasi dalam Penyampaian Pesan Dakwah
Bentuk-bentuk komunikasi dalam penyampaian pesan dakwah menurut komunikasi Dakwah Jalaludin Rakhmat mengungkapkan sebagaimana diuraikan diatas, adanya komunikasi verbal dan non verbal, hal ini telah menghantarkan Jalaluddin Rakhmat menjadi seorang cendikiawan muslim yang pemikirannya mudah diterima pada semua golongan. Baik intelektual, politisi, akademisi, aktifis sampai pada jamaah pengajian.
Bentuk dari komunikasi dakwah yang dilakukan oleh Jalaluddin Rakhmat antara lain ; intra personal, Jalal mampu menerapkan apa yang disampaikan pada proses komunikasi dakwah kedalam aktifitas kehidupan sehari-harinya; inter personal, Jalal mampu berkomunikasi dengan orang-orang disekelilingnya melalui pendekatan psikologi yang dimilikinya serta kematangan dalam bidang komunikasi dakwah; komunikasi kelompok, baik secara langsung yaitu berhadapan dengan audien pada saat mengisi forum ilmiah atau pengajian ataupun secara tidak langsung melalui tulisan atau media televisi dapat dilakukan oleh Jalal; komunikasi massa dalam pemikiran Jalaluddin Rakhmat dituangkan dalam buku Psikologi Komunikasi.





BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Komunikasi dakwah hampir sama dengan komunikasi pada umumnya, tetapi yang membedakan hanya pada cara dan tujuan yang akan dicapai.Pelaksanaan komunikasi dakwah didasarkan pada ajaran agama Islam yaitu: alqur’an dan hadist Q.S Ali-Imran:104.
 Proses penyampaian pesan dakwah berkaitan erat dengan proses komunikasi, baik penyampaian dakwah secara langsung atau tidak langsuang, jelas mempunyai perhubungan yang tidak dapat dipisahkan dengan proses komunikasi mengingat komunikasi mempunyai sifat baik secara langsung atau tidak langsung.
Sedangkan Unsur-unsur pelaksanaan kegiatan komunikasi dakwah adalah sesuatu yang harus ada, bagian-bagian yang terkait, yang membentuk satu kesatuan fungsi dalam pelaksanaan kegiatan komunikasi dakwah.Dalam proses secara langsung komunikasi ataupun dakwah dapat dilakukan melalui dua cara yaitu verbal dan non verbal. Bentuk dari komunikasi dakwah interpersonal, intrapersonal, kelompok ataupun massa.
B.   Saran
Demikian makalah yang kami susun. Kritik dan saran yang membangun kami harapkan guna karya tulis yang lebih baik lagi, terimakasih.


DAFTAR PUSTAKA
Amin, Samsul Munir. 2009. Ilmu Dakwah. Jakarta : Amzah
Suhandang, Kustadi. 2013. Ilmu Dakwah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Prof. Dr. Asep Saeful Muhtadi. 2012. Komunikasi Dakwah; Teori, Pendekatan dan Aplikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

http://emmarachmatika.blogspot.co.id/2013/06/komunikasi-dakwah.html diakses pada tanggal 11 Mei 2016 pukul 12:14 WIB







[1] Prof. Dr. Asep Saeful Muhtadi, Komunikasi Dakwah; Teori, Pendekatan dan Aplikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), hal. 13.
[2] Dr. Sayyid Muhammad Nuh, Strategi Dakwah dan Pendidikan Umat, (Yogyakarta: Himam Prisme Medi, 2004), hal. 121.
[3] Drs. Toto Tasmara, Ibid.,hlm. 47-48, juga Djamalul Abidin Ass, Komunikasi dan Bahasa Dakwah, Jakarta : Gema Insani Press, 1996,hlm. 17.
[4] Ibid.,hlm. 49.  Lihat juga Toha Yahya Omar, Ilmu Dakwah, Jakarta: Penerbit Wijaya, 1985, hlm.1.
[5] Ahmad Suyuti, Amtsilatu Tasrifiyah, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 1997), hlm. 11
[6] Muriah, Metodologi Dakwah Kontemporer, (Yogyakarta :Mitra Pustaka, 2000), hlm. 23
[7] M. Said, Terjamah Al Qur’anul Karim, (Bandung : Al Ma’arif 1987), hlm. 32

[8] Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al Ikhlas, 1983), hlm.51-54.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar